Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Bakal Kembalikan 2 Tentara Yunani yang Ditahan Turki, tapi...

Kompas.com - 23/04/2018, 19:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Yunani mengumumkan menolak usul yang dikemukakan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Dalam wawancaranya dengan kanal NTV akhir pekan lalu, Erdogan membahas tentang rencana pertukaran tahanan antara Turki dengan Yunani.

Erdogan berkata, dia bakal mempertimbangkan untuk mengembalikan dua prajurit Yunani yang mereka tahan sejak Maret lalu.

Sersan Dimitris Kouklatzis dan Letnan Angelos Mitretodis ditahan di penjara kota Edirne setelah ditemukan berada di "kawasan militer terlarang".

Komandan mereka berdua bersikukuh bahwa baik Kouklatzis dan Mitretodis tidak sengaja berada di area itu karena tersesat akibat cuaca buruk.

Baca juga : Kejutkan Turki, Erdogan Umumkan Pemilu Dini pada 24 Juni

Dilansir The Guardian Senin (23/4/2018), Erdogan berujar kalau dia bakal mempertimbangkan untuk mengembalikan Kouklatzis dan Mitretodis.

Namun, Yunani harus memberikan delapan tentara Turki yang meminta perlindungan di sana sejak kudeta militer Turki yang gagal pada 15 Juli 2016 itu.

"Kami berkata kepada Yunani, jika mereka ingin prajuritnya kembali, mereka harus menyerahkan prajurit FETO yang melakukan makar," kata Erdogan.

FETO merupakan singkatan dari Fethullah Gulen, seorang ulama yang dituduh Erdogan sebagai otak terjadi kudeta 2016 tersebut.

Presiden 64 tahun itu melanjutkan, meski tensi di antara Turki dan Yunani tengah meninggi, Ankara berusaha memulihkan hubungan.

Minggu (22/4/2018), Athena melalui Presiden Prokopis Pavlopoulos menolak usul tersebut dengan berkata bahwa dia "tidak bisa memahami" permintaan Erdogan tersebut.

Sementara Menteri Pertahanan Panos Kammenos menjelaskan kalau dari ucapan Erdogan membuktikan kalau dua prajurit Yunani dijadikan "sandera" oleh Turki.

"Sangat disayangkan terdapat kebingungan antara pengadilan semena-mena yang diterima tentara kami, dengan warga Turki yang diberi suaka sesuai hukum internasional," jelas Pavlopoulos.

Baca juga : Anies dan Presiden Erdogan Cium Botol Berisi Janggut Rasulullah SAW

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com