Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Impor Sampah oleh China Bikin Negara Maju Kebingungan

Kompas.com - 22/04/2018, 13:30 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Larangan impor sampah yang diterapkan oleh China sejak akhir tahun lalu membuat negara-negara maju di dunia kebingungan.

Dilansir dari CNN, China telah melarang impor 24 jenis limbah padat, termasuk jenis plastik dan kertas.

Pada Jumat (20/4/2018), kebijakan pelarangan impor sampah bertambah pada puluhan jenis bahan yang dapat didaur ulang lainnya, seperti limbah baja, suku cadang mobil bekas, dan kapal tua.

Larangan itu berdampak drastis pada beberapa wilayah negara di dunia. Kota di Australia terpaksa mengirim sampah ke lokasi pembuangan, karena tidak bisa lagi mendaur ulang sampahnya.

Baca juga : China Larang Impor Sampah Plastik, Inggris Kelabakan

Australia telah menginvestasikan puluhan juta dollar untuk membantu dewan lokal menangani krisis limbah.

Inggris, AS, Australia, dan Jepang, yang selama ini mengandalkan China untuk menangani sampah mereka, harus memutar otak guna mengatasi permasalahan daur ulang sampah.

Di Inggris, timbunan plastik bermutu rendah terpaksa dibakar. Sementara, lembaga daur ulang di AS memperingatkan bahwa penerapan larangan impor sampah oleh China bakal menganggu rantai pasokan global.

Selain itu, larangan tersebut juga menyebabkan produsen lebih memilih menggunakan bahan baru, ketimbang yang didaur ulang.

Institute of Scrap Recycling Industries mencatatkan, 31 persen ekspor komoditas sampah AS dikirim ke China sepanjang 2017.

Sementara Inggris, hampir semua sampah plastiknya dikirim ke China dan Hong Kong untuk diproses.

Baca juga : Akhir Tahun Ini Inggris Larang Penggunaan Sedotan Plastik

Kebijakan penutupan impor sampah membuat beberapa negara, termasuk Inggris, memberlakukan pajak pada barang plastik untuk mengurangi penggunaannya.

Pemerintah Inggris juga akan melarang peredaran sejumlah produk plastik sekali pakai seperti sedotan, pengaduk, dan cotton buds. Wacana pelarangan produk plastik sekali pakai ini rencananya akan diberlakukan akhir tahun.

Kepala eksekutif Asosiasi Daur Ulang di Inggris, Simon Ellin, mengatakan, negaranya tidak akan lagi dapat mengirim bahan daur ulang berkualitas rendah ke China. Ini berarti industri daur ulang Inggris harus mulai berubah.

"Beberapa bahan bermutu rendah, terutama plastik, yang dikumpulkan di tepi jalan di Inggris telah terbukti lebih sulit untuk dipindahkan, karena tidak ada pasar untuk memindahkan semua bahan ini," katanya.

Baca juga : Melihat Kemegahan Markas Raksasa E-Commerce China Alibaba di Hangzhou

Selama beberapa tahun belakangan, China menjadi tujuan utama bagi sampah dunia. Namun, banyak dari sampah impor itu tergolong kotor secara lingkungan dan berbahaya.

Pada 2012, sekitar 56 persen dari sampah plastik yang diekspor di seluruh dunia, mendarat di China.

Angka lain yang diperoleh BBC memperlihatkan pada 2016, China mengimpor 7,3 juta sampah plastik dari negara-negara maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com