Tidak hanya itu. Saat ini, jumlah remaja yang terlibat kasus penembakan juga semakin banyak.
Sejak 2000 hingga 2018, 77 persen pelaku penembakan di sekolah adalah para remaja.
Menurut Antonis Katsiyannis, salah satu peneliti dari Universitas Clemson, angka ini bisa dibilang cukup menghawatirkan.
Sebab, kebanyakan korban tewas tidak memiliki hubungan yang jelas dengan pelaku penembakan.
Selain itu, deretan kasus ini menunjukkan remaja di masa kini lebih mudah mengakses senjata api.
Lebih jauh lagi, Katsiyannis menambahkan, banyaknya kasus penembakan menunjukkan para remaja lebih rentan terkena masalah kesehatan mental dan memiliki cara penyelesaian konflik lebih terbatas.
Baca juga : Trump Kirim Ucapan Duka untuk Korban Penembakan Sekolah di Florida
Karena itu, Katsiyannis mengatakan, insiden penembakan massal ini merupakan sebuah epidemi yang harus diatasi.
Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan di Journal of Child and Families Studies.
Sedikit catatan, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Clemson hanya menghitung berdasarkan insiden penembakan di sekolah. Sedangkan insiden penembakan di universitas tidak dihitung.