WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon menyebut rezim Suriah masih memiliki sisa persenjataan kimia pasca-serangan udara yang dilancarkan AS beserta dua negara sekutunya, Inggris dan Perancis.
Direktur Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, rezim Presiden Bashar al-Assad masih dapat melakukan serangan dengan sisa senjata kimia yang tersimpan di berbagai lokasi di Suriah.
"Mereka masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terbatas di masa depan," kata McKenzie kepada wartawan di Pentagon, Kamis (19/4/2018).
Meski meyakini rezim Assad masih menyimpan sisa senjata kimia, Washington mengaku tak melihat adanya indikasi akan serangan baru yang sedang direncanakan.
Baca juga: Misi Selesai, Aksi Lanjutan Sekutu AS di Suriah Masih Tanda Tanya
"Namun saat mereka (Suriah) berpikir untuk melakukan serangan itu, mereka harus melihat ke belakang dan mencemaskan kami yang akan melihat rencana mereka dan kemampuan yang kami miliki untuk menyerang mereka lagi jika diperlukan," tambah McKenzie dilansir AFP.
AS bersama sekutunya telah menembakkan hingga lebih dari 100 misil jelajah ke tiga situs milik Suriah, termasuk pusat penelitian di Damaskus, pada Jumat (13/4/2018) pekan lalu.
Ketiga situs yang menjadi target itu diyakini memiliki keterkaitan dengan program persenjataan kimia milik rezim Suriah.
"Serangan telah mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan di ketiga lokasi. Kami percaya mungkin ada sejumlah klorin dan mungkin sarin di semua situs yang ditargetkan," kata jenderal bintang tiga itu.
"Melalui serangan itu kami tidak berpikir untuk mengubah keseimbangan strategis dalam konflik di Suriah.
"Kami hanya ingin memberi pesan bahwa itu adalah perbuatan yang salah, menyerang menggunakan gas terhadap wanita dan anak-anak," kata McKenzie.
Baca juga: Rusia Mengklaim Punya Bukti Serangan Senjata Kimia di Suriah Palsu
Sebelumnya diberitakan, Rusia telah menyimpan bukti yang dapat mengungkapkan bahwa serangan gas kimia di kota Douma adalah sebuah tipuan.
Moskwa bahkan menjanjikan bakal memaparkan bukti tersebut di depan Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan selanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.