Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Klaim Temukan Sisa Granat Asap Buatan Inggris di Ghouta Timur

Kompas.com - 20/04/2018, 06:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia mengklaim pasukan rezim Suriah telah menemukan sejumlah barang bukti yang menunjukkan adanya aktivitas militer negara Barat di Ghouta Timur.

Mereka menemukan sisa peralatan buatan Jerman dan juga Inggris berupa wadah berisi klorin, serta sisa granat asap berlabel buatan Inggris.

Benda-benda tersebut diklaim ditemukan dari wilayah kantong bekas pemberontak di Ghouta Timur yang telah kembali diambil alih pasukan yang setia pada Presiden Bashar al-Assad pada bulan ini.

"Di wilayah Ghouta Timur yang telah dibebaskan, pasukan Suriah menemukan wadah berisi klorin, senjata kimia paling buruk, dari Jerman," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Baca juga: Rusia Mengklaim Punya Bukti Serangan Senjata Kimia di Suriah Palsu

"Selain itu mereka juga menemukan granat asap yang dibuat di Salisbury," tambahnya dilansir AFP, Kamis (19/4/2018).

Salisbury merupakan sebuah kota di Inggris, yang menjadi lokasi ditemukannya mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang diracun pada 4 Maret lalu.

Insiden yang memicu krisis diplomatik antara Moskwa dengan London dan sejumlah negara anggota Uni Eropa lainnya, ditambah AS.

Rusia, yang merupakan sekutu rezim Suriah, telah sejak semula mengklaim bahwa tuduhan serangan senjata kimia yang diduga terjadi di kota Douma pada 7 April lalu hanya sebuah rekayasa.

Sebelumnya, Rusia juga mengaku telah mengantongi bukti yang mengungkap rekayasa yang dibuat kelompok pemberontak dengan bantuan organisasi pertahanan sipil, Helm Putih.

Baca juga: Rusia: Penyelidikan Serangan Senjata Kimia di Suriah Tidak Diperlukan

Tuduhan serangan senjata kimia tersebut menjadi dasar bagi AS beserta Inggris dan Perancis melakukan serangan militer ke Suriah, menargetkan tiga lokasi yang diduga terkait program senjata kimia.

Rusia menjanjikan bakal mengungkapkan bukti rekayasa tersebut di hadapan Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com