Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miguel Diaz-Canel, Pemimpin Pertama Kuba yang Lahir Setelah Revolusi 1959

Kompas.com - 19/04/2018, 22:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

 

HAVANA, KOMPAS.com - Pertemuan Dewan Nasional Kuba yang berlangsung pada Kamis (19/4/2018) berjalan dengan sangat mulus.

Dilaporkan kantor berita AFP, Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan Wakil Presiden Miguel Diaz-Canel sebagai penggantinya.

Dalam pidato pertamanya sebagai orang nomor satu di Negara "Permata Antilles", Diaz-Canel menyatakan bahwa dia bakal melanjutkan revolusi di Kuba.

"Saya tidak akan sekadar berjanji. Saya dipilih untuk bekerja, loyal kepada Commandante Fidel Castro, dan mencontoh Jenderal Raul Castro," ucap Diaz-Canel.

Presiden berusia 57 tahun tersebut menjadi pemimpin pertama yang lahir setelah era Revolusi Kuba di 1959. Butuh waktu lebih dari 20 tahun baginya untuk mencapai posisi sekarang.

Baca juga : Akhir Kekuasaan Dinasti Castro di Kuba

Setelah menyelesaikan studinya di bidang teknik listrik di Provinsi Villa Clara, Diaz-Canel sempat menjadi pengajar sebelum memutuskan bergabung dengan Partai Komunis.

Di 1994, dia dilantik menjadi Gubernur Provinsi Villa Clara, di mana warga setempat langsung terkesima dengan sosoknya.

Sebab, selama bekerja, Diaz-Canel kerap menaiki sepeda kayuh, menunjukkan kesederhanaannya di tengah berkuasanya rezim Castro.

Pada 2003, ketika menjabat sebagai Gubernur Holguin, dia diserahi mandat sebagai salah satu anggota Politbiro Partai Komunis.

Pada 2009, Raul Castro melantiknya sebagai Menteri Pendidikan. 22 Maret 2012, dia didapuk sebagai Wakil Presiden Dewan Menteri (setara Wakil Perdana Menteri).

Kemudian di 2013, Diaz-Canel dilantik sebagai Wakil Presiden Dewan Negara sekaligus menjadi wakil Castro.

Sosoknya disorot oleh pengamat Kuba dari Universitas Texas-Rio Grande, Arturo Lopez-Levy. Dia menjelaskan, selama ini terdapat tradisi bahwa Kepala Negara Kuba merupakan sosok pria yang kuat.

"Namun, sosok presiden baru Kuba sepertinya lemah. Dia tidak punya kuasa lebih dari apa yang sudah diberikan kepadanya," kata Lopez-Levy.

Meski dianggap sebagai pribadi sederhana dan moderat, AFP melaporkan sempat muncul sisi "gelap" Diaz-Canel dalam pertemuan tertutup Partai Komunis.

Dalam video yang beredar pada 2017 tersebut, terlihat Diaz-Canel merupakan politisi garis keras yang mengecam para pembangkang Kuba serta Amerika Serikat (AS).

Warga Kuba meyakini, terpilihnya Diaz-Canel tidak akan membuat perubahan besar di Kuba dalam jangka pendek.

"Saat ini, kami tidak tahu seperti apa yang bakal terjadi di masa depan," ujar Adriana Valdivia, seorang guru di Havana.

Pesimistis juga diungkapkan seorang warga lainnya, Diadenis Sanabria yang bekerja di restoran milik pemerintah.

"Politik bukan poin utama saya. Tapi, saya tidak berpikir perubahan pada pemimpin akan mengubah hidup saya," katanya.

Baca juga : Raul Castro Mundur Pekan Depan, Kuba Masuki Era Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com