SRINAGAR, KOMPAS..com - Biasanya, Amjad Ali dan dan kelompok masyarakat Bakarwal lainnya bakal bermigrasi ke kawasan pegunungan di Kashmir, India, pada pertengahan Mei.
Tujuan mereka merupakan hamparan padang rumput di kawasan tersebut untuk memberi makan ternak mereka.
Pada tahun ini, tradisi migrasi itu masih dilaksanakan. Namun, kali ini mereka memutuskan untuk melakukannya lebih cepat, dan berada dalam rasa takut.
Sebab, kelompok tersebut tengah menjadi sorotan pasca-kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang menimpa bocah berusia delapan tahun bernama Asifa Bano.
Jenazahnya ditemukan di tengah hutan di dekat kota Kathua, Negara Bagian Jammu dan Kashmir pada 17 Januari lalu.
Baca juga : Gadis 8 Tahun di India Diperkosa dan Dibunuh, Picu Perdebatan Nasional
Polisi yang mengusut kasus itu langsung menangkap delapan orang pelaku. Kasus yang awalnya merupakan tindak kriminal, kini telah memicu perdebatan nasional.
Sebab, sebagian kalangan meminta keadilan bagi Bano. Adapun masyarakat yang lain merasa bahwa pelaku diperlakukan dengan tidak adil.
Konflik antara kedua kelompok pun kini berkembang menjadi perselisihan agama, karena korban yang berasal dari komunitas muslim dan para tersangka yang beragama Hindu.
Kebetulan, Ali merupakan paman dari korban. Dia menuturkan kalau ketakutan mulai menghinggapi dia dan anggota kelompok lainnya.
Apalagi, dari penyelidikan yang dilakukan polisi, diketahui kalau pembunuhan dan pemerkosaan itu dilakukan sebagai bentuk pengusiran terhadap kelompok mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.