Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan Yahudi Polandia terhadap Nazi

Kompas.com - 19/04/2018, 12:53 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini 75 tahun lalu, tepatnya 19 April 1943, warga Yahudi Polandia memberontak setelah Nazi Jerman berencana memindahkan mereka ke kamp konsentrasi Treblinka, 80 kilometer dari Warsawa.

Perlawanan sengit terhadap Nazi ini berlangsung selama empat pekan sebelum dihancurkan pada 16 Mei 1943.

Sebagai bagian dari "solusi akhir" untuk melenyapkan bangsa Yahudi dari Eropa, Adolf Hitler menciptakan ghetto atau perkampungan-perkampungan Yahudi yang sepenuhnya dikontrol pasukan Jerman.

Biasanya warga Yahudi sebuah daerah dikumpulkan di ghetto ini hingga mereka dipindahkan ke kamp-kamp konsentrasi untuk dieksekusi.

Baca juga : Kencingi Tugu Peringatan Holocaust, Remaja Israel Ditangkap

Di Warsawa, perkampungan Yahudi ini awalnya hanya dibatasi kawat berduri dengan bagian lain dari ibu kota Polandia itu.

Namun kemudian, Nazi membangun tembok setinggi tiga meter dan sepanjang 18 kilometer yang mencakup perkampungan Yahudi lama kota Warsawa.

Pasukan Nazi kemudian memindahkan sebuah warga keturunan Yahudi ke tempat itu pada musim panas 1942. Saat itu terkumpul sekitar 500.000 orang yang hidup dalam kawasan seluas 340 hektare.

Sebagian besar dari mereka tak memiliki tempat tinggal dan setiap rumah yang ada disesaki hingga sembilan orang di setiap kamar.

Tak hanya itu, wabah penyakit, terutama tipes, dan kelaparan terjadi yang menewaskan ribuan orang setiap bulannya.

Pada 22 Juli 1942, Nazi mulai memindahkan warga keturunan Yahudi itu ke kamp kematian Treblinka dengan jumlah rata-rata 5.000 orang sehari.

Baca juga : Korban Selamat Holocaust Meninggal pada Usia 110 Tahun

Kemudian antara Juli hingga September 1942, Nazi memindahkan 265.000 orang Yahudi dari Warsawa menuju ke Treblinka sehingga hanya tersisa 55.000 orang di ghetto Warsawa.

Saat pemindahan terus berlangsung, rasa putus asa di kalangan warga Yahudi yang tersisa membuat mereka nekat untuk angkat senjata dan melawan Nazi.

Sebuah kelompok perlawanan kemudian dibentuk yaitu Organisasi Perlawanan Yahudi (Zydowska Organizacja Bojowa, ZOB) yang perlahan namun pasti mengambil kendali ghetto.

Mayor Jenderal SS Jurgen Stroop (tengah) mengawasi jalannya operasi penghancuran perlawanan warga Yahudi di ghetto Warsawa pada 19 April 1943.Franz Konrad Mayor Jenderal SS Jurgen Stroop (tengah) mengawasi jalannya operasi penghancuran perlawanan warga Yahudi di ghetto Warsawa pada 19 April 1943.
Pada 9 Januari 1943, Komandan Pasukan SS Heinrich Himmler berkunjung ke ghetto Warsawa dan memerintahkan pemindahan 8.000 orang Yahudi.

Pemindahan yang terjadi pada Januari itu mengagetkan warga Yahudi yang menganggap akhir hidup mereka sudah tiba.

Akhirnya mereka bersembunyi di tempat-tempat yang sudah mereka siapkan sejak April tahun sebelumnya dan tidak melaporkan diri kepada petugas seperti yang diperintahkan.

Akhirnya, perlawanan pecah. Pasukan Yahudi dengan cepat menyerang lalu kabur lewat atap-atap rumah. Sementara pasukan Jerman dilanda kebingungan dan ragu dalam bertindak.

Baca juga : Dokumen Holocaust Ditemukan di Balik Dinding Apartemen di Budapest

Saat pemindahan warga Yahudi kemudian tak berlanjut, pasukan perlawanan Yahudi menganggapnya sebagai sebuah kemenangan dan mereka menguasai ghetto.

Pasukan perlawanan membuat tempat persembunyian yang kuat dan meningkatkan  kemampuan unit-unit tempurnya untuk mempersiapkan pertempuran selanjutnya.

"Kami melihat diri kami sebagai perlawanan bawah tanah Yahudi yang bernasib tragis. Kami harus melawan karena kami tak melihat tanda-tanda harapan atau bantuan," ujar salah seorang pimpinan ZOB.

Akibat perlawanan ini, pasukan Jerman mundur dari ghetto dan menunda pemindahan bangsa Yahudi hingga 19 April.

Saat itulah, Himmler menggelar operasi besar-besaran untuk membersihkan ghetto dari perlawanan untuk menghormati hari lahir Hitler pada 20 April.

Pada dini hari, 2.000 prajurit SS dan pasukan AD Jerman bergerak memasuki ghetto dengan didukung tank, artileri, dan truk pengangkut amunisi.

Saat sebagian besar warga Yahudi bersembunyi di dalam sejumlah bunker, pasukan ZOB dan beberapa kelompok perlawanan mandiri yang seluruhnya berjumlah 1.500 orang melepaskan tembakan ke arah pasukan Jerman.

Mereka menggunakan persenjataan apa adanya mulai dari pistol, sejumlah senapan, satu senapan mesin, serta bom rakitan. Mereka sukses menghancurkan beberapa tank, membunuh sejumlah prajurit Jerman, dan menahan pasukan Jerman yang akan memasuki ghetto.

Baca juga : Perancis Mau Bayar Kompensasi 60 Juta Dollar AS untuk Korban Holocaust

Pasukan Jerman kemudian menggunakan gas, anjing polisi, dan penyembur api untuk memaksa pasukan perlawanan Yahudi keluar dari persembunyian mereka.

Pada hari ketiga, Jerman mengubah taktik. Mereka tak lagi menyerbut ghetto dengan pasukan besar tetapi bergerak dengan pasukan-pasukan kecil.

Sekelompok prajurit Jerman berjalan melintasi sebuah bangunan yang terbakar di ghetto Warsawa, Polandia.Franz Konrad Sekelompok prajurit Jerman berjalan melintasi sebuah bangunan yang terbakar di ghetto Warsawa, Polandia.
Akhirnya, Jerman memutuskan untuk membakar seluruh wilayah ghetto dan berharap bisa menyelesaikan perlawanan dalam tiga hari.

Nyatanya, pasukan perlawanan Yahudi bisa bertahan hingga hampir satu bulan.

Mereka bersembunyi di saluran-saluran pembuangan meski pada awalnya Jerman berusaha membanjiri dan mengasapi saluran pembuangan itu.

Warga sipil akhirnya tak tahan dan banyak yang menyerah tetapi para anggota ZOB yang tersisa memilih bunuh diri agar tak ditangkap hidup-hidup.

Baca juga : Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kecam Holocaust

Pertempuran tak seimbang itu masih berlanjut hingga 16 Mei dan semakin sporadis karena pasukan perlawanan mulai kehabisan amunisi.

Jumlah korban dalam peristiwa ini tidak dapat dipastikan, tetapi Jerman kehilangan beberapa ratus prajuritnya dalam pertempuran selama 28 hari itu.

Mayor Jenderal SS Jurgen Stroop yang memimpin pemusnahan perlawanan ini mengakhiri pemberontakan dengan meledakkan sebuah sinagoga di Warsawa.

"Ghetto Warsawa sudah tak ada lagi," ujar Stroop dalam laporannya.

Selain itu, pasukan Jerman menembak mati 7.000 orang Yahudi yang tertangkap, mengirim 7.000 orang ke Treblinka, 15.000 orang ke kamp Majdanek, dan sisanya dikirim ke kamp-kamp kerja paksa.

Pasukan Jerman juga menyita sembilan pucuk senapan, 59 pucuk pistol, beberapa buah granat, bahan peledak, dan ranjau.  

Baca juga : Menlu Iran Kecam Holocaust

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com