Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa India, Pesta Pernikahan Harus Selesai Pukul 19.00

Kompas.com - 18/04/2018, 17:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BELAGAVI, KOMPAS.com - Sebuah desa di terletak di kawasan barat daya India menerapkan sebuah peraturan yang unik.

Sebagaimana diberitakan oleh India Times Selasa (17/4/2018), di desa bernama Belawatti, pesta pernikahan harus sudah selesai pada pukul 19.00.

Jika melebihi jam yang sudah ditetapkan, siap-siap saja pihak penyelenggara bakal mendapat denda hingga 10.000 rupee, atau sekitar Rp 2,09 juta.

Omani Bhogan, salah seorang penduduk Belawatti berujar, peraturan itu diterapkan karena desa yang masuk wilayah Belagavi itu kaya akan pohon jambu mete.

Keberadaan pohon dengan nama Latin Anacardium Occidentale itu memberikan kemakmuran bagi desa dengan populasi 3.500 jiwa tersebut.

Baca juga : Mahar Pernikahan Pelajar SMP, Uang Rp 10 Juta, Beras hingga Sebidang Tanah

Sebab, selain bisa dijual sebagai buah, jambu mete juga dapat diproduksi menjadi minuman keras.

Namun, adanya minuman keras dari jambu mete itu ternyata mulai memberikan masalah karena membuat anak muda disana kecanduan.

Apalagi, minuman keras tersebut sering disajikan di tengah berlangsungnya pesta pernikahan. Akibatnya, hampir tidak ada pesta yang berlangsung aman.

Sebab, ketika anak tersebut mulai mabuk, mereka bakal memutar musik keras-keras sembari bergoyang.

Jika diminta untuk pulang, para pemuda yang sedang mabuk itu bakal marah, sehingga sering terdengar kabar adanya perkelahian di pesta tersebut.

Puncaknya saat Maret lalu, sekitar 50 pemuda mabuk mengganggu sebuah acara keagamaan yang berlangsung selama tiga hari di Belawatti.

Sekelompok perempuan Belawatti kemudian menyerukan protes agar gram panchayat (dewan desa) menerbitkan peraturan yang melarang minuman keras beredar di sana.

Akhirnya, setelah pertemuan antara dewan adat dan dewan desa, disepakati selain pelarangan minuman keras, pesta pernikahan tidak boleh digelar di atas pukul 19.00.

Bhogan menjelaskan, tujuan dari peraturan itu bukanlah untuk mencari uang. Melainkan memberi efek jera kepada para pemuda tersebut.

"Keputusan itu memberi dampak positif. Insiden tidak menyenangkan maupun konsumsi alkohol menurun hingga 70 persen," ucap Bhogan.

Presiden Dewan Desa Belawatti, Vaishnavi Monappa Sutar, mengatakan kalau sudha banyak keluarga yang menderita karena keberadaan minuman keras di desanya.

"Kami bakal menindak tegas orang-orang yang membuat rusuh pesta pernikahan atau acara desa lainnya," ancam Sutar.

Baca juga : Bus Rombongan Tamu Pernikahan Jatuh dari Jembatan, 21 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com