DAMASKUS, KOMPAS.com - Tim pencari fakta di bawah Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) telah tiba di Suriah sejak Sabtu (14/4/2018), namun mereka belum dapat memulai penyelidikan di kota Douma.
Tim pencari fakta berada di Suriah dengan misi menyelidiki bukti akan dugaan penggunaan senjata kimia berbahaya dan terlarang di kota Douma pada 7 April lalu.
Namun saat tim hendak memasuki kota Douma, mereka dilaporkan mendapat penolakan dari Suriah dan juga Rusia.
Baca juga: Tim Pencari Fakta Tetap Selidiki Bukti Senjata Kimia di Douma
Direktur Jenderal OPCW, Ahmet Uzumcu menyampaikan kekhawatiran akan Rusia dan Suriah yang kemungkinan telah merusak situs serangan senjata kimia.
"Yang kami khawatirkan mereka mungkin akan merusaknya (lokasi serangan) untuk menggagal penyelidikan tim pencari fakta," kata Uzumcu dikutip NBC.
Tuduhan pada Rusia dan Suriah yang telah menghalangi akses tim pencari fakta ke Douma juga disampaikan delegasi Inggris untuk OPCW melalui akun media sosial twitter mereka.
"Rusia dan Suriah belum mengizinkan akses ke Douma. Akses yang bebas dan tak mengikat sangat diperlukan," tulis pernyataan delegasi tersebut.
Belum Kantongi Izin
Menanggapi tuduhan itu, Rusia membantah tegas dugaan telah mengintervensi barang bukti di lokasi yang diduga terjadi serangan senjata kimia yang dilancarkan pemerintah Suriah.
Dalam wawancaranya dengan BBC, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menjamin tidak ada tindakan perusakan terhadap barang bukti di lokasi serangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.