Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangladesh Bantah Kabar Pemulangan Satu Keluarga Rohingya ke Myanmar

Kompas.com - 16/04/2018, 18:07 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

DHAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Bangladesh membantah kabar yang diklaim Myanmar soal satu keluarga pengungsi Rohingya yang telah dipulangkan kembali ke negara itu.

Myanmar pada Sabtu (14/4/2018) mengumumkan telah menerima satu keluarga pengungsi Rohingya beranggotakan lima orang, terdiri dari seorang pria, dua wanita, seorang perempuan muda dan satu anak laki-laki.

Pemerintah Myanmar menyebut keluarga tersebut adalah pengungsi muslim yang melarikan diri melintasi perbatasan Bangladesh.

Setelah kembali ke Myanmar, lima pengungsi tersebut menerima surat bukti verifikasi sebagai pengganti kartu tanda penduduk.

Baca juga: Myanmar Terima Satu Keluarga Pengungsi Rohingya yang Kembali

Mereka akan tinggal sementara dengan kerabat mereka di kota Maungdaw, pusat administratif yang dekat dengan perbatasan.

Atas kabar tersebut, Menteri Dalam Negeri Bangladesh, Asaduzzaman Khan menyebut klaim Myanmar soal keluarga pengungsi Rohingya yang telah dipulangkan adalah kabar bohong.

Diberitakan SCMP yang melansir Associated Press, mereka menyebut keluarga tersebut tidak pernah mencapai wilayah Bangladesh.

"Pengumuman yang dilakukan Myanmar tak lain adalah sebuah lelucon," kata Khan.

"Semoga Myanmar benar-benar akan menerima kembali semua keluarga Rohingya dalam jangka waktu secepatnya," tambah dia.

Bantahan tersebut dikuatkan pernyataan komisioner repatriasi, bantuan dan pengungsi Bangladesh, Abul Kalam, yang menyebut keluarga yang diklaim telah dipulangkan ke Myanmar tidak pernah melintasi perbatasan.

Baca juga: Abaikan PBB, Myanmar Berkeras Segera Pulangkan Pengungsi Rohingya

Seorang pakar pengungsi independen, Asif Munier, yang telah menangani krisis Rohingya di Bangladesh selama bertahun-tahun menyebut klaim yang dilakukan Myanmar tidak lebih dari sebuah aksi hubungan masyarakat.

"Pemerintah Bangladesh dan komunitas internasional harus meminta penjelasan kepada Myanmar atas langkah ini," kata Munier.

"Sementara sedang ada proses bilateral yang sedang berlangsung dan melibatkan badan-badan internasional. Langkah seperti yang ditunjukkan Myanmar sangat tidak menguntungkan dan tidak terduga," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com