WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan direktur Biro Penyelidik Federal (FBI) James Comey menilai Donald Trump tak pantas menjadi seorang presiden.
Pada penampilan perdana dalam wawancara di televisi, setelah dipecat Trump, Comey mengatakan kepada ABC News bahwa Trump merupakan figur bagi seseorang yang menganggap kebenaran tidak bernilai tinggi.
Dilansir dari BBC, Senin (16/4/2018), beberapa jam sebelum wawancara disiarkan, Trump menuduh Comey telah menyebarkan banyak kebohongan.
"Saya tidak setuju tentang mentalnya yang dinilai inkompeten atau pada tahap awal demensia," kata Comey.
Baca juga : Kesal pada FBI, Trump Habiskan Akhir Pekan dengan Makan dan Tonton TV
"Saya tidak berpikir, dia secara mental tidak pantas menjadi presiden. Saya berpikir, dia secara moral tindak pantas menjadi presiden," katanya.
"Presiden kita harus mewujudkan penghormatan dan melekat pada nilai-nilai inti negara ini. Yang terpenting adalah kebenaran. Presiden tidak bisa melakukannya," ucapnya.
Setelah wawancara itu disiarkan, Komite Nasional Partai Republik merilis pernyataan komentar tentang tur publisitas Comey untuk mempromosikan buku terbarunya.
"Satu-satunya hal terburuk ketimbang sejarah Comey terkait kelakuannya adalah kesediaannya untuk mengatakan apa pun untuk menjual buku." katanya dalam rilis.
Comey berencana akan menerbitkan buku berjudul A Higher Loyalty: Truth, Lies, dan Leadership.
Trump menyebut buku tersebut sebagai buku yang buruk dan penuh dengan tanda tanya besar. Dia menyarankan agar Comey seharusnya berada di penjara.
The big questions in Comey’s badly reviewed book aren’t answered like, how come he gave up Classified Information (jail), why did he lie to Congress (jail), why did the DNC refuse to give Server to the FBI (why didn’t they TAKE it), why the phony memos, McCabe’s $700,000 & more?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 15 April 2018
Ketegangan di antara keduanya terjadi ketika Trump memecat Comey dengan alasan ketidakmampuan dia dalam menjalankan tugas.
Namun, alasan itu tak langsung menjernihkan masalah, sebab Comey memimpin penyelidikan atas dugaan keterlibatan pihak Rusia dan tim kampanye Trump dalam pemilihan presiden 2016 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.