Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Suriah: Serangan Negara Barat adalah Sebuah Lelucon

Kompas.com - 14/04/2018, 23:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

DAMASKUS, KOMPAS.com - Kalangan oposisi Suriah menanggapi dingin serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Inggris serta Perancis.

Dikutip dari kantor berita AFP Sabtu (14/4/2018), oposisi menganggap serangan tersebut tidak akan memberikan dampak signifikan.

"Menghukum alat membuat kejahatan, namun memelihara penjahatnya. Benar-benar sebuah lelucon," sindir Mohammad Alloush, petinggi Jaish al-Islam.

Jaish al-Islam merupakan kelompok pemberontak tersisa yang mendiami kota Douma, Ghouta Timur, tempat yang menuai sorotan dunia dalam sepekan terakhir.

Alloush menjelaskan, AS dan sekutunya bakal terus melancarkan serangan seperti itu selama Presiden Bashar al-Assad berkuasa.

Baca juga : Kecil Kemungkinan Rusia Membalas Serangan di Suriah

Nasr al-Hariri, Presiden Komisi Negosiasi Suriah (SNC) mengatakan, serangan itu tidak akan menghentikan Assad membunuh rakyatnya sendiri.

Hariri menuturkan, jika serangan itu benar-benar menghancurkan fasilitas penyimpanan senjata kimia seperti yang dituduhkan negara Barat, Assad bakal memakai cara lain.

"Dia bisa menggunakan bom curah, atau bom barel," beber Hariri. Sementara Hadi al-Bahra berkata, serangan itu memang memberikan pesan.

Namun, pesan yang disampaikan negara Barat kepada Suriah tidak cukup kuat. Bahra melanjutkan, Assad memang tidak akan bisa menggunakan senjata kimia di masa depan.

"Namun, sebagai gantinya, Assad bakal memakai senjata konvensional untuk membunuh rakyatnya. Perbuatan memalukan bagi kemanusiaan," kecam Bahra.

Sebelumnya, serangan itu merupakan respon AS terhadap dugaan penggunaan senjata kimia yang disebut Presiden AS Donald Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".

Senjata kimia jenis gas beracun klorin itu digunakan rezim Bashar al-Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.

Akibat serangan klorin tersebut, pada pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas, dan 11 lainnya mengeluh mengalami gangguan pernapasan.

Baca juga : Indonesia Prihatin Atas Serangan AS dan Sekutu ke Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com