Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil Kemungkinan Rusia Membalas Serangan di Suriah

Kompas.com - 14/04/2018, 20:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Perancis dan Inggris, telah melancarkan serangan ke Suriah, dengan Presiden AS Donald Trump menyebut serangan itu "misi sudah terlaksana".

Lantas, apa yang bakal dilakukan Rusia mengingat Suriah merupakan salah satu sekutu utama mereka di Timur Tengah?

Dilansir kantor berita AFP Sabtu (14/4/2018), sejumlah pakar menyatakan, kecil kemungkinan Kremlin bakal merespon dengan menggelar operasi militer.

Seperti yang diutarakan oleh editor majalah Russia in Global Affairs, Fyodor Lukyanov. Dia berujar, kans Washington dan Moskwa saling berhadapan kecil.

"Seperti yang sudah saya duga, tujuan utama serangan ini merupakan ajang unjuk kekuatan," kata Lukyanov sebagaimana dikutip dari TASS.

Baca juga : Presiden Trump: Misi Sudah Terlaksana!

Dia melanjutkan, AS dan sekutunya tersebut telah memilih target mereka secara hati-hati untuk menjaga situasi kawasan tetap terjaga.

Pendapat yang sama juga disuarakan Alexei Malashenko, kepala peneliti di Institut Dialog Peradaban Moskwa.

Sejauh ini, serangan tersebut tidak menimbulkan kerusakan, maupun korban dari pihak Rusia. "Semua orang percaya kalau mengerahkan militer sangatlah berbahaya," berbahaya.

Dia melanjutkan, kemungkinan yang terjadi adalah perang retorika antara Rusia dengan negara-negara Barat. Retorika paling kuat bisa dilakukan Rusia di Dewan Keamanan PBB.

"Namun, retorika di Dewan Keamanan PBB tidak akan banyak membantu. Dan hanya itu yang bisa Rusia lakukan," kata Malashenko.

Konstantin Kosachev, Ketua Komite Luar Negeri Parlemen Rusia berujar, pemerintahan Presiden Vladimir Putin bisa mengajukan tindakan hukum.

"Tentu, aksi ini harus dilakukan saat pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB," beber Kosachev dikutip dari kantor berita RIA Novosti.

Sebelumnya, serangan itu merupakan respon AS terhadap dugaan penggunaan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".

Senjata kimia jenis gas beracun klorin itu digunakan rezim Bashar al-Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.

Akibat serangan klorin tersebut, pada pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas, dan 11 lainnya mengeluh mengalami gangguan pernapasan.

Baca juga : Arab Saudi dan Turki Dukung Serangan AS ke Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com