Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Serangan Pertama AS ke Suriah Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia

Kompas.com - 14/04/2018, 11:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Twitter

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan serangan terhadap Suriah Jumat (13/4/2018) waktu setempat.

Tak lama setelah pernyataan Trump, serangkaian ledakan terdengar di Damaskus, ibu kota Suriah, pukul 01.00 GM, atau sekitar pukul 07.00 WIB.

Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.

Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.

Baca juga : Akhirnya, AS Gelar Serangan Udara terhadap Suriah

Dalam menghantam ketiga fasilitas tersebut, Negeri "Paman Sam" menggunakan rudal penjelajah mereka, Tomahawk.

Rudal yang awalnya dikembangkan pada awal dekade 1970-an silam tersebut mampu terbang rendah untuk menghindari radar musuh.

Shaun King, kolumnis situs berita The Intercept dalam kicauannya di Twitter mengatakan, setidaknya terdapat 112 Tomahawk yang diluncurkan ke Suriah.

Rudal sepanjang 5,56 meter buatan pabrikan Raytheon tersebut dihargai 1,87 juta dolar AS, sekitar Rp 25,7 miliar, per buah.

"Total, AS menggelontorkan 224 juta dolar AS, atau sekitar Rp 3,08 triliun," kata King dalam kicauannya tersebut.

Mengutip Kompas.com Properti, biaya serangan pertama AS itu sama dengan biaya pembangunan 30 kilometer Tol Semarang-Solo jika estimasinya Rp 100 miliar per kilometer.

Baca juga : Investasi Tol Semarang-Solo Capai Rp 100 Miliar Per Kilometer

Adapun rudal Tomahawk tersebut diangkut menggunakan pesawat pembom strategis Rockwell B-1 Lancer.

Merujuk kepada akun Twitter Martin Pfeiffer, untuk mengudara, pesawat supersonik itu butuh biaya 58.000 dolar AS, sekitar Rp 797,8 juta, per jam.

Sebelumnya, serangan itu merupakan respon AS terhadap dugaan penggunaan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".

Senjata kimia jenis gas beracun klorin itu digunakan rezim Bashar al-Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.

Akibat serangan klorin tersebut, pada pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas, dan 11 lainnya mengeluh mengalami gangguan pernapasan.

Baca juga : Jet Tempur Inggris Beraksi, Serang Fasilitas Militer Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Twitter
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com