Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2018, 19:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber BBC,AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kasus penculikan, penyekapan, pemerkosaan dan pembunuhan seorang anak perempuan berusia delapan tahun di India telah memicu perdebatan nasional.

Jenazah korban yang bernama Asifa Bano (8) ditemukan di tengah hutan di dekat kota Kathua, negara bagian Jammu dan Kashmir pada 17 Januari 2018 lalu.

Kepolisian pun telah menahan setidaknya delapan orang yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

Namun kasus yang awalnya sebatas kriminal, kini telah memicu perdebatan nasional dengan sebagian masyarakat menuntut keadilan bagi korban.

Sementara lainnya menyebut para tersangka yang telah ditahan telah diperlakukan tidak adil.

Baca juga: Perkosa Gadis 8 Tahun, Pria di India Dipukuli hingga Tewas

Konflik antara kedua kelompok pun kini berkembang menjadi perselisihan agama, karena korban yang berasal dari komunitas muslim dan para tersangka yang beragama Hindu.

Mengutip BBC, para tersangka yang ditahan termasuk seorang anak di bawah umur, pensiunan pejabat pemerintah, serta petugas kepolisian lokal.

Korban Asifa, adalah anak dari keluarga komunitas muslim nomaden yang hidup berpindah-pindah bersama dengan hewan ternak mereka. Di musim dingin, tak jarang mereka berpindah ke hutan di Jammu untuk berlindung.

Hal tersebut beberapa kali menyulut perselisihan dengan komunitas Hindu yang ada di wilayah tersebut.

Perdebatan semakin luas setelah dua menteri dari partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP) ikut hadir dalam aksi dukungan terhadap para tersangka.

Kritikan pun disampaikan salah seorang anggota parlemen India, Rahul Gandhi, yang sekaligus pemimpin oposisi dari partai Kongres Nasional India.

"Bagaimana bisa seseorang melindungi para penjahat yang seperti setan?" tulis Gandhi dalam akun Twitter-nya, Kamis (12/4/2018).

"Apa yang menimpa Asifa di Kathua adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh berakhir tanpa hukuman."

"Akan menjadi seperti apa kita jika kita membiarkan politik mempengaruhi terhadap tindakan brutal dan kejam pada anak-anak yang tidak berdosa?" tambahnya.

Baca juga: Pria di India Perkosa Bocah 3 Tahun di Dalam Bus

Kasus ini turut memicu gelombang aksi protes baik oleh kelompok yang membela korban maupun yang mendukung para tersangka.

Rahul Gandhi turut memimpin aksi pawai lilin di Delhi pada Kamis (12/4/2018) malam.

Aksi lain telah direncanakan untuk membawa perhatian pemerintah pada kejahatan brutal terhadap perempuan di India.

Kepala Komisi Perempuan Delhi, Swati Maliwal mengatakan akan melakukan aksi mogok makan dan menuntut keamanan yang lebih baik bagi perempuan dan anak-anak di negara itu.

Beberapa aktivis perempuan juga merencanakan protes di Delhi dan juga sejumlah kota lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com