Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2018, 10:45 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - PBB membutuhkan dana senilai 111 juta dollar AS atau Rp 1,5 triliun untuk memberi bantuan kemanusiaan ke Korea Utara.

Laman resmi PBB pada Kamis (12/4/2018), bantuan tersebut termasuk untuk mengatasi gizi buruk di negara pimpinan Kim Jong Un, di mana anak-anak tak mendapat cukup makan.

"Bantuan kemanusiaan penting bagi jutaan masyarakat biasa yang hidup di Korea Utara," ucap Koordinator PBB untuk negara Asia, Tapan Mishra.

Selain untuk program perbaikan gizi, dana tersebut bakal digelontorkan untuk membangun akses kesehatan, ketahanan pangan, dan proyek air bersih.

Baca juga : Korea Utara Siap Bicarakan Denuklirisasi dengan AS

Berdasarkan laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), ketegangan politik di Korea Utara telah menyebabkan kekurangan pangan, gizi buruk anak, dan kurangnya nutrisi bagi penduduk di seluruh negara.

Lebih dari 10 juta orang, atau sekitar 40 persen populasi Korea Utara diyakini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Gizi buruk terus menjadi perhatian utama. Masyarakat kesulitan mendapatkan akses kesehatan," ucap Mishra, seperti dilansir dari The Independent.

Pada tahun lalu, PBB hanya mendapatkan dana sebesar 30 persen dari target 114 juta dollar AS untuk bantuan kemanusiaan di Korea Utara.

PBB berencana untuk memberikan bantuan kepada 18 juta warga Korea Utara, namun hanya 6,5 juta yang mendapatkan manfaatnya.

Sejumlah sanksi yang diberikan kepada Korea Utara telah menargetkan impor dan ekspor minyak, gas, tekstil, dan makanan laut.

PBB juga meminta agar semua orang yang memiliki paspor Korea Utara untuk tidak diizinkan bekerja di negara lain.

Baca juga : Jelang Pertemuan AS-Korea Utara, Kenapa Jepang Justru Khawatir?

Negara-negara di dunia diperbolehkan untuk membekukan aset kapal barang Korea Utara, apabila menolak diperiksa.

Sebelum Korea Utara mulai menawarkan perdamaian dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, pemerintah Negeri Paman Sam berkeinginan untuk membekukan semua aset Kim Jong Un, melarang perjalanannya ke luar negeri, dan melarang total impor minyak ke Korea Utara.

AS dan Korea Utara dijadwalkan akan bertemu di sebuah lokasi pada Mei 2018. Namun, tidak ada pembicaraan untuk menghentikan sanksi sampai Kim mengakhiri program pengembangan senjata nuklir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com