Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Franklin D Roosevelt, Presiden AS

Kompas.com - 12/04/2018, 17:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

3. Awal Karir Politik
Termotivasi oleh sepupunya Theodore Roosevelt, Roosevelt mulai menjajaki kemungkinan untuk berkarir di dunia politik.

Kesempatan itu datang pada 1910, ketika pimpinan Partai Demokrat di Duchess County, New York, membujuk Roosevelt untuk mencalonkan diri pada pemilu legislatif negara bagian.

Roosevelt sempat ragu-ragu. Sebabnya, sang sepupu merupakan kader Partai Republikan. Dia takut jika Theodore menentangnya.

Namun, Theodore tetap mendukung keputusan keluarganya itu meski mereka berbeda pandangan politik. Dia kemudian menang pemilihan saat usianya masih 29 tahun.

Menjadi Senator New York, Roosevelt mempelajari kompromi politik, dan pelan-pelan menanggalkan sikap kebangsawanannya.

Baca juga : Ada Bungker Era Perang Dunia II Tersembunyi di Bawah Stasiun Kereta di Paris

Menjabat sejak 1 Januari 1911, Roosevelt bergabung dengan kelompok "pemberontak" yang menentang mesin politik Tammany Hall.

Pada pemilu sela 1911, Roosevelt kembali terpilih sebagai senator meski saat itu terserang tipus, yang membuatnya harus menepi selama masa kampanye.

Kesuksesan Roosevelt tak lepas dari peran jurnalis kota Albany, Louis McHenry Howe. Dia melihat Roosevelt tidak hanya sebagai sosok yang tinggi nan tampan.

Howe melihat Roosevelt sebagai politisi dengan karir cemerlang di masa depan. Sejak itu, dia mengabdikan hidupnya untuk memberitakan Roosevelt.

Maret 1913, Roosevelt dilantik menjadi Asisten Sekretaris Angkatan Laut AS, di bawah Sekretaris Josephus Daniels.

Jabatan itu diberikan setelah Roosevelt mendukung secara langsung pencalonan Gubernur New Jersey Woodrow Wilson sebagai kandidat presiden Demokrat.

Baca juga : Penemuan Bom Perang Dunia II di Sungai Thames, Bandara London Ditutup

Wilson kemudian terpilih sebagai presiden ke-28 AS, dan menjabat sejak 4 Maret 1913 hingga 4 Maret 1921.

Roosevelt mengklaim sebagai sosok yang mencintai laut, dan tradisi angkatan laut dibandingkan atasannya tersebut.

Selama di Departemen AU, Roosevelt mencoba untuk mereformasi sistem birokrasi di sana, termasuk bernegosiasi dengan serikat pekerja.

Ketika Perang Dunia I pecah di Eropa pada 1914, Roosevelt menjadi sosok yang mendukung kesiapan militer Negeri "Paman Sam".

Ketika akhirnya negara tersebut terjun ke perang pada 1917, Roosevelt membangun reputasi sebagai pemimpin di AU yang sangat efektif.

Sepanjang musim panas 1918, dia berkeliling di pangkalan angkatan laut dan medan pertempuran di kawasan yang dikuasai AS.

Setelah Jerman menandatangani perjanjian penyerahan diri pada November 1918, Roosevelt mengoordinir secara langsung penarikan pasukan matra laut AS.

Baca juga : Jepang Gelar Latihan Evakuasi Militer Pertama Sejak Perang Dunia II

4. Kampanye Sebagai Wakil Presiden
Dengan semakin dekatnya batas akhir masa jabatan Wilson, Roosevelt mulai mempersiapkan langkahnya untuk menjadi pemimpin di AS.

Roosevelt dan para pendukungnya menghadap Herbert Hoover, dan mengemukakan keinginannya untuk bertandem dengan Hoover di Pemilu 1920.

Namun, keinginan itu batal setelah Hoover mendeklarasikan diri bakal mencalonkan diri dari jalur Republikan.

Asa untuk bertarung di panggung pemilu masih terbuka setelah Gubernur Ohio, James Cox, menang pencalonan kandidat presiden dari Demokrat.

Cox kemudian menominasikan Roosevelt sebagai wakilnya. Meski mengejutkan, pencalonan tersebut berlangsung mulus dengan Demokrat menyetujuinya secara aklamasi.

Selama kampanye, Cox-Roosevelt mempertahankan gaya pemerintahan Wilson, termasuk mendukung AS tetap berada di Liga Bangsa-bangsa.

Namun, kampanye tersebut ternyata tidak populer di AS. Mereka kalah oleh pasangan Warren G Harding dan Calvin Coolidge.

Roosevelt menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada. Dia pernah mengatakan, kepercayaan yang dibangun selama kampanye 1920 nyatanya membantunya selama Pemilu 1932.

Baca juga : Pernikahan di Jepang Makin Sedikit sejak Akhir Perang Dunia II

5. Kelumpuhan dan Kembali ke Dunia Politik
Setelah pemilu, Roosevelt kembali ke New York di mana dia melakukan praktik sebagai pengacara, dan sempat bekerja di Perusahaan Fidelity and Deposit.

Roosevelt juga mulai membangun dukungan yang dipersiapkan untuk menyongsong Pemilu 1922. Namun, kehidupannya langsung runtuh ketika berlibur di Pulau Campobello.

Saat berlibur pada Agustus 1921, Roosevelt menderita sakit. Awalnya, dokter menyimpulkan dia mengalami demam.

Namun, perlahan-lahan dia mengalami kelumpuhan yang dimulai dari wajah, disfungsi usus dan kandung kemih, mati rasa, dan pemulihannya mengalami penurunan.

Oleh dokter, dia didiagnosis dengan polio. Sara Delano kemudian menyarankan anaknya untuk berhenti dari politik.

Namun, istri dan Howe, yang kini menjadi penasihat politik Roosevelt, mendukungnya untuk tetap berkarir di dunia politik.

Karena masih berusaha memulihkan diri dari polio, Roosevelt mengandalkan sang istri untuk tetap menyelamatkan reputasinya di Demokrat.

Meski sosok pemalu, Eleanor terbukti menjadi pembicara yang hebat bagi sang suami, dan analis politik dengan bantuan Howe.

Di 1924, Roosevelt membuat kemunculan yang mengejutkan dalam konvensi Demokrat untuk mencalonkan Gubernur New York Alfred Smith sebagai presiden.

Dukungan itu kembali disampaikan Roosevelt empat tahun kemudian. Sebagai balasan, Smith mendesak Roosevelt agar bersedia maju sebagai calon Gubernur New York.

Baca juga : Paus Ingatkan Bahaya Perang Nuklir lewat Foto Anak Korban Perang Dunia II

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com