Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Joseph Pulitzer, Taipan Media AS

Kompas.com - 10/04/2018, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

3. Karir di Dunia Jurnalistik
Pulitzer menampilkan bakat menonjol sebagai seorang reporter selama bekerja di sana. Dia mendapat julukan "Joey si Jerman" karena tidak kenal lelah bekerja.

Dia bekerja selama 16 jam sehari, dari pukul 10 pagi hingga dua dini hari. Kemudian, Pulitzer bergabung dengan Komunitas Filsuf St.Louis.

Karir politik Pulitzer terasah ketika dia bergabung dengan Partai Republikan, dan menghadiri pertemuan pertamanya pada 14 Desember 1869.

Saat itu, dalam pertemuan di St.Louis Turnhalle, Republikan tengah mencari kandidat untuk menduduki jabatan legislatif.

Mereka terkesan dengan Pulitzer, dan menominasikannya meski saat itu Pulitzer baru berusia 22 tahun, tiga tahun lebih muda dari umur yang disyaratkan.

Baca juga : Wartawan Perempuan Penerima Pulitzer Itu Tewas Diberondong Peluru...

Pulitzer yang enerjik langsung menggelar kongres jalanan, dan mendekati konstituen secara langsung. Kerja kerasnya berbuah manis dengan kemenangan suara 209-147.

Usianya yang masih terbilang muda tidak menghalanginya untuk menduduki jabatan sebagai anggota DPR di Kota Jefferson pada 5 Januari 1870.

Dia menjadi anggota DPR selama dua tahun, sebelum kembali ke Westliche Post, dan menjabat sebagai redaktur pelaksana.

Di 1872, Pulitzer menjadi delegasi Partai Liberal Republikan, yang dibentuk mantan kader Partai Republikan, dalam sebuah konvensi di Cincinnati.

Partai tersebut bermaksud mendongkel kekuasaan Presiden Ulysses Grant, dan mendeklarasikan Horace Greeley.

Namun, deklarasi pencapresan itu gagal. Partainya kolaps, dan Pulitzer sempat dituduh melakukan tindak pidana korupsi, yang membuatnya kecewa dan beralih menjadi anggota Demokrat.

Jabatan pertama pasca-menjadi anggota Demokrat adalah Konvensi Konstitusi Missouri di 1874 mewakili St.Louis.

Karir Pulitzer di jurnalistik memasuki babak baru setelah dia membeli kepemilikan saham di Wesliche Post sebesar 3.000 dolar AS, dan menjualnya sehatun berselang.

Pada 12 Desember 1878, dia membeli St.Louis Dispatch dan St.Louis Post, serta menggabungkannya menjadi St.Louis Post-Dispatch.

Koran itu terbit secara harian di St.Louis, dan Pulitzer melakukan pendekatan jurnalisme secara jujur terhadap narasumber mereka.

Baca juga : Korban Penyekapan Castro Tulis Buku Bersama Penerima Pulitzer

4. New York World
Pada 1883, Pulitzer yang mapan secara ekonomi, membeli New York World dari seorang taipan bernama Jay Gould seharga 346.000 dolar AS.

Ketika itu, The World selalu merugi 40.000 setiap tahunnya. Untuk menghindari kerugian signifikan, Pulitzer melakukan pendekatan baru.

Dia lebih fokus terhadap cerita sensasional seperti bencana, kejahatan, skandal, atau peristiwa yang membuat pembaca tertarik.

Di 1887, Pulitzer mempekerjakan wartawan investigatif terkemuka AS saat itu, Nelle Bly, dan kartunis Richard Outcault untuk membuat komik The Yellow Kid.

Di bawah kepemimpinan Pulitzer, oplah New York World naik dari 15.000 menjadi 600.000 per hari, dan menjadikannya koran terbesar di AS pada masa itu.

5. Munculnya Istilah "Koran Kuning"
Kesuksesan Pulitzer menimbulkan kecemburuan dari koran lain, salah satunya editor New York Sun, Charles A Dana, yang sempat menjulukinya "Yudas Pulitzer".

Dana mengkritik Pulitzer karena terlalu menonjolkan berita sensasional, dan tidak peduli dengan liputan yang lebih serius.

Namun, tantangan kepada Pulitzer datang dari pengusaha San Francicsco, William Randolph Hearst, yang membeli New York Journal dari adik Pulitzer, Albert Pulitzer.

Segera saja The World dan The Journal terlibat dalam persaingan paling sengit dengan puncaknya terjadi antara 1895-1898.

Persaingan dua koran tersebut kemudian memunculkan istilah koran atau jurnalisme kuning, yang secara singkat merupakan istilah untuk berita sensasional.

Berita-berita tersebut dibuat tanpa penggalian isu lebih mendalam, dan dipublikasikan menggunakan kalimat menarik untuk meningkatkan penjualan.

Dua koran itu disebut-sebut sebagai dalang utama AS terseret ke dalam Perang Amerika-Spanyol sebagai akibat liputan sensasional nan berlebihan tentang kondisi di Kuba.

Pulitzer dan The World kemudian menghadapi gugatan hukum setelah mereka mempublikasikan cerita dugaan pembayaran 40 juta dolar yang dilakukan AS ke Perusahaan Kanal Panama milik Perancis di 1909.

Mereka dituduh memfitnah Presiden Theodore Roosevelt dan bankir ternama JP Morgan. Pengadilan kemudian memutuskan gugatan tersebut gagal.

Baca juga : Novelis Penerima Pulitzer Oscar Hijuelos Meninggal

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com