DOUMA, KOMPAS.com - Serangan terbaru militer Suriah yang memukul area pemberontak di Ghouta Timur, Suriah, menyebabkan 70 warga sipil tewas dalam waktu sekitar 24 jam.
Dilansir dari AFP, Sabtu (7/4/2018), sebanyak 11 orang dilaporkan mengalami masalah pernapasan di Douma, daerah kantong terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur.
Tim penyelamat meyakini pasukan negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad itu telah menggunakan gas klorin beracun.
Namun, media pemerintah menyebut laporan tersebut merupakan rekayasa dari para pemberontak.
Baca juga : AD Suriah Temukan Senjata Buatan Israel dan AS di Gudang Milik ISIS
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan serangan pada Jumat (6/4/2018) telah menewaskan 40 warga sipil. Sementara, 30 lainnya, termasuk 8 anak-anak, tewas dalam serangan Sabtu (7/4/2018).
"Pengeboman belum berakhir. Kami bahkan tidak bisa menghitung semua orang yang terluka," kata seorang dokter muda di Douma, Mohammed.
"Ada beberapa orang yang terluka tapi tidak dapat dioperasi tepat waktu, sehingga mereka meninggal," tambahnya.
Rekaman yang dirilis dari pertahanan sipil Suriah atau Helm Putih memperlihatkan para penyelamat menggunakan tangan kosong untuk mengambil reruntuhan rumah yang dibom, sehingga dapat menyelamatkan seorang pemuda yang terperangkap di bawahnya.
Ketika mereka berdiri, para penyelamat menatap ke langit dan mendengar suara pesawat tempur.
Pemerintah Amerika Serikat mengecam keras dugaan penggunaan senjata kimia dalam serangan Sabtu kemarin di Douma.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.