Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Chiang Kai Shek, Presiden Pertama Taiwan

Kompas.com - 05/04/2018, 20:54 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Prajurit, pemimpin militer, politisi hingga akhirnya menjadi pemimpin negara. Chiang Kai Shek merupakan salah satu tokoh yang membentuk sejarah China dan juga Taiwan.

Chiang Kai Shek sempat menjadi Presiden Republik China pada tahun 1928 hingga 1949. Dia pulalah yang membentuk pemerintahan Taiwan setelah dikalahkan partai komunis pada 1949 hingga saat kematiannya pada 5 April 1975.

Awal Kehidupan

Chiang Kai Shek lahir pada 31 Oktober 1887 di kota Xikou di Provinsi Zhejiang, China. Dia lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana namun tetap dianggap memiliki status sosial tinggi karena keturunan kelas atas.

Sang ayah, Chiang Zhaocong meninggal dunia saat Chiang Kai Shek masih berusia tiga tahun.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Martin Luther King Jr, Tokoh Persamaan Hak Sipil

Di masa mudanya, Chiang Kai Shek adalah seorang prajurit dan sempat menjalani pendidikan militer di Jepang. Dia bahkan pernah bergabung dengan Angkatan Darat Kerajaan Jepang.

Di sana Chiang Kai Shek belajar cara hidup dan mental militer yang membuatnya menjadi seorang republikan dan revolusionaris. Dia pun bercita-cita menggulingkan Dinasti Qing (Manchu) yang berkuasa di China pada masa itu.

Hingga pada tahun 1911, dia mendengar kabar akan gerakan revolusi di China, tanah kelahirannya. Dia pun kembali untuk bergabung dalam perang revolusi.

Setelah perang usai, Chiang sempat terpuruk dalam kehidupan kelam. Namun pada 1918, dia bergabung dengan Partai Nasionalis, Guomindang yang dipimpin Dokter Sun Yat Sen, yang sekaligus akan menjadi gurunya dalam dunia politik.

Berkat kemampuannya sebagai prajurit yang sangat menonjol karir Chiang Kai Shek terus menanjak hingga dipercaya oleh Sun Yat Sen untuk menjabat Komandan Akademi Militer Whampoa milik Partai Guomindang.

Chiang mendukung Dokter Sun yang ingin menyatukan China pasca-runtuhnya Dinasti Qing.

Selama masa kepemimpinan Sun Yat Sen, komunis berkembang bersama dengan Soviet. Namun saat itu komunis China diterima oleh Partai Nasionalis.

Perang Saudara

Pada tahun 1925, guru yang juga pemimpin Chiang, Dokter Sun Yat Senn, meninggal dunia di saat mimpi penyatuan China belum terwujud. Posisinya digantikan oleh Chiang yang merupakan kandidat terkuat.

Di bawah kepemimpinannya Partai Nasionalis mulai berseteru dengan kelompok komunis yang terus berkembang. Hingga akhirnya pecah perang saudara pada 1927. Chiang pun bertekad mengalahkan komunis yang menjadi lawannya.

Setahun setelah perang dimulai, dia mengangkat dirinya menjadi pemimpin nasional Republik China pada 1928.

Chiang Kai Sek yang memiliki latar belakang militer pun memimpin dengan keras sehingga disebut sebagai diktator, terlebih jika berkaitan dengan komunis.

Perang saudara melawan Partai Komunis China masih terus berlangsung hingga Jepang menyerang daratan China pada 1937.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Jesse James Si Bandit Gerilyawan

Mendapat ancaman dari luar, kedua kubu kekuatan di China, nasionalis dan komunis sepakat melakukan gencatan senjata dan bersama berjuang mengusir penjajahan Jepang. Pecahlah Perang Sino-Jepang II.

Jepang yang tertekan dalam Perang Dunia II, akhirnya mengakhiri penjajahannya di China setelah kalah oleh pasukan sekutu gabungan Inggris, Rusia, Amerika Serikat dan China pada 1945.

 

Chiang Kai Shek meninggal dunia di usia 87 tahun karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk hingga mengalami gagal ginjal dan sempat terkena serangan jantung.ENCYCLOPEDIA BRITANNICA Chiang Kai Shek meninggal dunia di usia 87 tahun karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk hingga mengalami gagal ginjal dan sempat terkena serangan jantung.
Setelah Perang Dunia II usai, perseteruan antara nasionalis dan komunis di China kembali berkobar.

Pasukan Nasionalis yang baru saja diterpa perang melawan Jepang belum mampu memulihkan kekuatan tempurnya.

Dalam perang saudara yang kedua itu, Partai Komunis yang dipimpin Mao Zedong berhasil menekan pasukan nasionalis hingga mengusirnya keluar dari wilayah daratan China.

Pemerintahan Taiwan

Chiang dan para pendukungnya memutuskan keluar sementara dan pindah ke pulau Formosa (Taiwan) pada 1949, dengan maksud akan kembali pada suatu saat untuk merebut kembali daratan China.

Sementara Partai Komunis yang berkuasa di Daratan China membentuk Republik Rakyat China dengan pemimpinnya Mao Zedong pada 21 September 1949.

Baca juga: Misi Dagang Taiwan Catat Potensi Transaksi Rp 414,45 Miliar

Di Taiwan, Chiang mendirikan kembali Republik China dengan pusat pemerintahan di Taipei dan mengangkat dirinya menjadi presiden pada 1 Maret 1950.

Selama menjalankan pemerintahan di Taiwan, Chiang terus membangun kekuatan militernya dengan tujuan menginvansi kembali wilayah daratan China sekaligus menguatkan pertahanan dan bersiap menangkal serangan pasukan komunis.

Di masa awal pemerintahan di Taiwan, Chiang Kai Shek memimpin dengan keras dan tak jarang menindak penduduk yang tidak setuju dengan pemerintahan nasionalis yang dijalankan partainya.

Namun seiring dengan waktu, Chiang Kai Shek mulai melakukan perubahan dan bertujuan menyejahterakan rakyat Taiwan.

Pada era tahun 1970-an, Taiwan yang dipimpin Chiang Kai Shek menjadi negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Akhir Kehidupan

Pada tahun 1975, tepat 26 tahun setelah pindah ke Taiwan bersama pendukungnya yang tersisa, Chiang meninggal dunia di usia 87 tahun.

Beberapa bulan sebelum meninggal, Chiang mengalami serangan jantung dan menderita radang paru-paru, hingga akhirnya meninggal karena gagal ginjal pada 5 April 1975.

Meski sempat disebut sebagai diktator, meninggalnya Chiang menjadi kesedihan seluruh rakyat Taiwan. Masa berkabung nasional diberlakukan selama satu bulan.

Jenazah sang diktator disimpan di dalam sebuah peti mati yang terbuat dari tembaga dan dikebumikan di Cihu, distrik Daxi, kota Taoyuan, yang ada di baratdaya Taiwan.

Posisinya digantikan wakilnya Yen Chia Kan yang hanya memeruntah selama tiga tahun, menghabiskan masa kepresidenan Chiang.

Dalam pemilihan selanjutnya, jabatan presiden ditempati putra Chiang Kai Shek, Chiang Ching Kuo, yang memimpin Taiwan selama dua periode antara 1978 hingga 1988.

Baca juga: Militer China Kirim Kapal Induk ke Selat Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com