WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan setuju untuk tetap menempatkan pasukan di Suriah.
Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior yang tidak ingin disebutkan identitasnya, dilansir oleh Reuters.com dan CNN.
Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional, Trump berkata kalau dia setuju untuk tetap menempatkan militer di Suriah.
Sebab, salah satu penasihatnya bersikukuh bahwa operasi penumpasan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih belum tuntas.
Meski jantung pemerintahan ISIS di Raqqa berhasil direbut pada Juni 2017, masih tedapat sisa anggotanya di seluruh Suriah.
Baca juga : Trump: Pasukan AS Bakal Ditarik dari Suriah Secepatnya
"ISIS hampir dihancurkan. Kini, AS dan sekutunya sedang berusaha membersihkan sebagian kecil keberadaan mereka di Suriah," ujar Sekretaris Pers Sarah Sanders.
Namun, pejabat itu melanjutkan bahwa penempatan pasukan itu hanya bersifat jangka pendek. "Presiden tidak bersedia pasukan bertahan dalam jangka waktu lama," tuturnya.
Trump berujar, jika yang dijadikan alasan untuk menempatkan pasukan adalah soal stabilisasi Suriah, dia berpikir untuk menyerahkannya pada pemerintah internalnya.
Presiden 71 tahun itu kemudian meminta jajaran penasihat keamanan nasional untuk mulai membuat rancangan penarikan pasukan.
Pejabat anonim tersebut menjelaskan, Trump tidak menegaskan tenggat waktu kapan keberadaan AS di Suriah bakal ditarik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.