Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer AS Dikabarkan Berencana Bangun Pangkalan Baru di Suriah

Kompas.com - 04/04/2018, 16:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menegaskan bakal menarik pasukan dari Suriah secepatnya.

Namun, pihak militer dilaporkan masih ingin mempertahankan kehadiran mereka di Suriah, antara lain dengan menambah jumlah personel di sana.

Selain itu, dikabarkan Anadolu via Russian Today Rabu (4/4/2018), Negeri "Paman Sam" berniat untuk membangun pangkalan militer baru.

Berdasarkan penuturan sumber lokal, Pentagon bakal membangun dua markas baru di kawasan kota Manbij yang terletak di utara Suriah.

Manbij menjadi perhatian AS setelah kawasan tersebut bakal menjadi sasaran serangan Turki dan milisi pendukungnya.

Baca juga : Trump: Pasukan AS Bakal Ditarik dari Suriah Secepatnya

Sebab, di sana bercokol milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang selama ini menjadi sekutu AS menumpas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sumber lokal itu berujar, sekitar 300 serdadu AS membawa material untuk membangun pangkalan baru di sebuah tempat, delapan kilometer dari Sungai Sajur.

"Pangkalan itu bakal menjadi garis depan antara Jarabulus, area Eufrat, dan Manbij yang saat ini dikuasaai YPG," kata sumber itu.

Adapun pangkalan kedua dibangun sekitar empat kilometer dari pangkalan pertama, dan terletak di selatan Dadat.

Jenderal Joseph Votel, Kepala Komando Pusat AS berujar, keberadaan AS di Suriah tidak hanya untuk mengusir ISIS. Namun juga menurunkan ketegangan di sana.

"Militer kami melakukan perkembangan bagus dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, kami tengah menghadapi tugas berat lain," kata Votel.

Sebelumnya, dalam pidatonya di Ohio pekan lalu (29/3/2018), Trump berujar bahwa militer AS sudah tidak mempunyai target setelah ISIS dikalahkan.

Pernyataan itu bersandar dari keberhasilan pasukan AS yang menyokong milisi Tentara Demokratik Suriah (SDF) merebut jantung pemerintahan ISIS di Raqqa, Juni 2017.

Saat ini, terdapat 2.000 serdadu AS yang memimpin koalisi internasional di negara yang tengah dilanda konflik tersebut.

Pernyataan Trump sempat ditentang Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dalam kunjungannya di AS akhir Maret lalu.

MBS, begitu Pangeran Mohammed disapa, meminta agar Trump mengurunkan niatnya. Sebab, AS menjadi ujung tombak untuk membendung pengaruh Iran di Suriah.

"Saudi begitu tertarik akan keputusan saya. Jika Anda menginginkan kami tinggal, maka Anda harus membayar biaya penempatan pasukan kami," tutur Trump.

Baca juga : Putra Mahkota Saudi Berharap Militer AS Tetap Bertahan di Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com