Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tolak Investigasi terkait Bentrokan di Gaza

Kompas.com - 02/04/2018, 13:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Bentrokan yang terjadi antara warga Palestina dan aparat Israel di Jalur Gaza Jumat (30/3/2018), memantik seruan diadakannya penyelidikan.

Seruan tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan Ketua Diplomat Uni Eropa (UE) Federica Mogherini.

Bentrokan yang terjadi di Gaza untuk memperingati "Hari Tanah" dilaporkan telah menewaskan 17 orang, dan melukai 1.400 orang lainnya.

Seruan tersebut langsung dijawab oleh Israel, melalui Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman, yang menyatakan mereka tidak butuh investigasi.

Dilansir The Guardian via Sputnik Senin (2/4/2018), Lieberman berkata kalau dari pandangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mereka sudah melakukan sesuai prosedur.

Baca juga : Erdogan: Israel adalah Negara Teroris

"Malah, saya berpikir kalau pasukan kami seharusnya mendapat pujian," kata Lieberman dalam sebuah wawancara di radio Minggu (1/4/2018).

Adapun juru bicara IDF, Letnan Kolonel Peter Lerner berkata, angka 1.400 korban luka yang diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza berlebihan.

Lerner menuduh faksi penguasa Palestina, Hamas, mengeksploitasi wanita dan anak-anak agar mereka bergerak maju ke kawasan perbatasan.

Setiap orang yang berusaha menerobos pertahanan, lanjut Lerner, bakal dianggap sebagai ancaman keamanan.

"Orang-orang datang ke pagar perbatasan, dan berusaha merusaknya. Jika sampai menimbulkan kerusakan infrakstruktur, maka bakal ditembak," tegas Lerner.

Komentar Lerner langsung disanggah Hamas. "Tuduhan mereka bohong. Israel hanya berusaha membenarkan pembantaian yang mereka lakukan," kata Hamas dalam keterangan resminya.

Defile Besar untuk Kembali merupakan rangkaian demonstrasi selama enam pekan yang bakal mencapai puncak saat 14 Mei, atau Peringatan Nakba, yang berarti Malapetaka.

Tanggal tersebut merupakan deklarasi berdirinya Negara Israel, tepatnya pada 14 Mei 1948.

Lebih dari 750.000 orang Palestina diusir keluar dari rumah mereka saat deklarasi tersebut. Demonstran menuntut agar para pengungsi bisa diizinkan kembali ke tanah mereka.

Mendapat sokongan dari Hamas dan sejumlah faksi politik lain, unjuk rasa itu bakal berlangsung setiap Jumat.

Baca juga : Israel Tahan Dua Jenazah Warga Palestina yang Tewas dalam Unjuk Rasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com