Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2018, 12:01 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

GAZA CITY, KOMPAS.com - Pemerintah Israel mengaku masih menyimpan dua jenazah warga Palestina yang tewas dalam unjuk rasa di dekat perbatasan Jalur Gaza.

Dilansir dari Middle East Monitor, Minggu (1/4/2018), koordinator kegiatan pemerintah di wilayah itu, Yoav Mordechai, mengatakan Israel tidak akan mengembalikan jasad kedua warga Palestina.

Israel akan memulangkan dua jenazah tersebut apapbila dua warga Israel yang ditahan oleh kelompok Hamas dapat dibebaskan.

Baca juga : Kecaman Terhadap Israel dalam Bentrok di Jalur Gaza Terus Bermunculan

"Israel tidak akan berhenti dan warga Gaza tidak akan mengenal perdamaian sampai warga Israel dikembalikan dari Jalur Gaza dan tentara kami akan dibawa untuk dimakamkan di Israel," katanya di Facebook.

Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, diyakini telah menahan empat warga Israel sejak 2014. Namun, mereka menolak untuk menyebutkan nasib warga Israel tersebut, apakah masih hidup atau sudah mati.

Dengan dua jenazah tersebut, jumlah warga Palestina yang tewas oleh tembakan Israel pada unjuk rasa menuntut kembalinya pengungsi dekat perbatasan meningkat menjadi 17 orang.

Aksi demonstrasi pada Jumat lalu merupakan awal dari protes selama enam pekan yang akan memuncak pada 14 Mei 2018, tepat pada peringatan yang disebut warga Palestina sebagai "Nakba" atau Malapetaka, hari di mana Israel memproklamasikan kemerdekaan.

Baca juga : Iran Sebut Israel yang Tembaki Demonstran di Jalur Gaza Memalukan

Pada Sabtu (31/3/2018), tentara Israel mengancam balasan kuat terhadap protes warga Palestina di sepanjang perbatasan Jalur Gaza.

Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina berhak kembali ke kota-kota dan desa-desa mereka, setelah terusir dan melarikan diri usai negara Israel merdeka pada 1948.

Sebelumnya, Israel telah menahan pengembalian 24 jenazah warga Palestina sejak 2014.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com