LONDON, KOMPAS.com — Sudah hampir satu bulan sejak mantan agen ganda bernama Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan dalam kondisi pingsan karena diracun.
Sepanjang waktu itu pula, Rusia menuduh Inggris tidak mengizinkan mereka melakukan penyelidikan atau menjenguk Skripal dan putrinya.
Diwartakan Sky News, Minggu (1/4/2018), Kedutaan Besar Rusia di London mengunggah kicauan di Twitter.
Dalam kicauan tersebut, Rusia menggunakan logo biohazard disertai dengan judul film tentang zombie, 28 Days Later.
Dalam kicauan tersebut, sudah 28 hari berlalu sejak percobaan pembunuhan terhadap Skripal dan putrinya, Inggris masih belum memenuhi kewajibannya.
Baca juga: Pemerintah Rusia Umumkan Usir Diplomat dari 23 Negara
"Yakni menyediakan akses untuk warga kami dan merespons permintaan kami untuk melakukan investigasi," kata Kedubes Rusia.
28 days passed since the poisoning of Sergei & Yulia Skripal. UK hasn’t complied with its obligation under the consular convention to provide access to the ???????? citizens and the course of investigation pic.twitter.com/0OKsilJvs2
— Russian Embassy, UK (@RussianEmbassy) April 1, 2018
Sebelumnya, Inggris melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri berujar tengah mempertimbangkan permintaan Rusia untuk bertemu dengan Yulia Skripal.
"Kami meninjaunya dari aspek hukum internasional dan domestik serta tergantung hak dan permintaan Nona Skripal sendiri," kata Kemenlu Inggris, Sabtu (31/3/2018).
Adapun Yulia dilaporkan telah siuman dan mulai merespons interaksi. Sementara ayahnya masih kritis dan belum sadar.
Kedubes Rusia juga mem-posting kicauan lain yang memperlihatkan sebuah kunci emas berisi kalimat, "Lakukan kepada orang lain seperti yang mereka lakukan kepada Anda."
"Masalah reputasi. Setelah menolak permintaan kami, mengapa Kemenlu Inggris mengharapkan negara lain memenuhi permintaan mereka?" sindir Kedubes Rusia.
Reputation matters. After declining Russia access to Russian nationals in UK, why should @foreignoffice expect other countries to satisfy similar British requests? pic.twitter.com/athwace480
— Russian Embassy, UK (@RussianEmbassy) April 1, 2018
Inggris menuduh Rusia menjadi pelaku percobaan pembunuhan Skripal dan putrinya setelah mereka menemukan Novichok di tubuh keduanya.
Novichok adalah jenis racun saraf yang paling mematikan dan diciptakan di era Uni Soviet pada dekade 1970-an.
Pada 14 Maret, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan pengusiran terhadap 23 diplomat Rusia yang mereka anggap sebagai mata-mata.
Langkah Inggris itu segera diikuti negara lain di dunia. Hingga kini, setidaknya ada 151 diplomat Rusia yang diusir dari 27 negara di dunia.
Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak mengusir diplomat Rusia. Washington telah memerintahkan 60 diplomat keluar dari "Negeri Paman Sam".
Rinciannya, 48 diplomat berasal dari Kedubes Rusia di Washington dan sisanya merupakan staf di Markas Besar PBB di New York.
Rusia kemudian melakukan aksi pembalasan dengan mengusir para diplomat dari 23 negara.
Selain itu, Kremlin juga menginginkan Inggris menarik lebih dari 50 diplomatnya dari Moskwa demi menciptakan keseimbangan.
Baca juga: Rusia: Inggris Harus Menarik Lebih dari 50 Diplomatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.