DAMASKUS, KOMPAS.com - Dua anggota Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) asal Inggris ditangkap di Suriah pada Januari lalu.
Mereka dituduh sebagai dua anggota terakhir dari empat orang anggota ISIS yang dijuluki "The Beatles" karena memiliki aksen Inggris yang khas.
Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheik, dua pria asal London barat ini, memiliki peran penting di ISIS. Keduanya dipercaya melakukan penyiksaan dan penganiayaan terhadap sandera ISIS yang tak terhitung jumlahnya.
Seperti dikutip BBC dari Associated Press, Sabtu (31/3/2018), keduanya mengatakan, pembunuhan terhadap sandera ISIS merupakan hal yang disesalkan. Kotey tidak melihat adanya manfaat dari membunuh para sandera.
"Itu sesuatu yang disesalkan," katanya.
Baca juga : Siapa Sebenarnya The Beatles ISIS?
Dalam wawancara itu, mereka juga mengeluhkan, tidak mendapatkan pengadilan yang adil karena pemerintah Inggris telah menanggalkan kewarganegaraan mereka.
"Ketika Anda punya dua orang yang tidak memiliki kewarganegaraan, jika kami menghilang suatu hari, lalu ke mana ibuku akan pergi dan mengatakan di mana putraku?" kata Elsheikh.
Sementara itu, Diane Foley, ibu dari James yang merupakan seorang jurnalis Amerika dan dipenggal di Suriah pada 2014, meragukan ketulusan Elsheikh dan Kotey seperti yang mereka katakan dalam wawancara dengan AP.
"Saya tahu ini rumit, tapi jika seseorang tidak membawa mereka ke pengadilan, saya khawatir mereka akan lolos," ucapnya.
Baca juga : Pentagon Rilis Video Pasukan AS Serbu Markas ISIS di Afghanistan
Kepada BBC, wartawan yang mewawancarai keduanya, Sarah El Deeb menggambarkan mereka sebagai orang yang sangat pintar dan religius.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.