Lebih lanjut, juru bicara Kemenlu Heather Nauert berujar kalau dia belum melihat komentar Trump tersebut.
Nauert mengaku tidak mendengar adanya rencana Trump untuk memulangkan sekitar 2.000 pasukan AS yang ada di Suriah.
"Saat ini, kami masih fokus untuk meminta bantuan negara lain guna membantu mengatasi masalah yang ada di Suriah," beber Nauert.
Komentar yang dilontarkan Trump seakan bertolak belakang dengan apa yang dia katakan ketika mengumumkan strategi soal perang di Afghanistan, Agustus 2017.
Baca juga : Trump Cabut Larangan Transgender Berdinas di Militer, tapi...
Saat itu, Trump menyatakan kalau kehadiran militer AS tidak mempunyai batas waktu. "Musuh tidak boleh mengetahui rencana kami, atau menunggu kami keluar," tuturnya dikutip dari ABC News.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Pres. Trump: "We'll be coming out of Syria very soon. Let the other people take care of it now...We're going to have 100% of the caliphate, as they call it —sometimes referred to as land. We're taking it all back." pic.twitter.com/N9cPYkS6pk
— Evan McMurry (@evanmcmurry) March 29, 2018