Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Balasan, Rusia Usir 60 Diplomat dan Tutup Kantor Konsulat AS

Kompas.com - 30/03/2018, 08:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Euronews,AFP

 

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengumumkan melakukan aksi balasan terhadap Amerika Serikat (AS) yang telah mengusir 60 diplomatnya.

Dilansir AFP Kamis (29/3/2018), Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, dia telah memanggil Duta Besar AS untuk Rusia Jon Huntsman.

Lavrov memberi tahu Huntsman tentang "aksi balasan" Rusia, yakni mengumumkan pengusiran terhadap 60 diplomat AS.

Selain itu, Rusia juga mengumumkan kantor Konsulat Jenderal AS di Saint Petersburg ditutup. Mereka harus segera keluar paling lambat Sabtu (31/3/2018).

"Kami ingin mencari kebenaran. Kami tidak ingin menanggapi tindakan negara Barat yang membentuk sentimen anti-Rusia dengan lemah lembut," tegas Lavrov dilansir Euronews.

Baca juga : Sudah 27 Negara di Dunia yang Mengusir Diplomat Rusia

Lavrov menjanjikan, negara lain yang sudah mengusir diplomat mereka bakal mendapatkan balasan serupa.

Dari Washington, Kementerian Luar Negeri mengatakan kalau sejak awal, Rusia tidak berminat untuk mengedepankan dialog antar-negara.

"Perlu saya ingatkan, aksi kami dimotivasi oleh serangan yang terjadi pada warga negara Inggris," ujar juru bicara kemenlu, Heather Nauert.

Adapun Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengungkapkan, pengusiran diplomat mereka bakal membuat hubungan AS dan Rusia semakin memburuk.

"Respon Rusia tidak kami antisipasi sebelumnya, dan Amerika bakal segera menanganinya," ujar Sanders.

Sebelumnya Senin (26/3/2018), AS dan 14 negara anggota Uni Eropa (UE) mengumumkan pengusiran terhadap diplomat Negeri "Beruang Merah".

Aksi pengusiran itu diikuti oleh negara lain di dunia. Hingga saat ini, tercatat ada 27 negara yang mengumumkan persona non grata (tidak menginginkan) diplomat Rusia.

Setidaknya ada 151 diplomat Rusia yang dipersilakan untuk kembali ke Moskwa. Menjadikan gelombang pengusiran kali ini sebagai yang terbesar sejak era Perang Dingin.

Negara tersebut mengikut langkah Inggris yang mengumumkan pengusiran terhadap 23 diplomat Rusia 14 Maret lalu.

Pemerintahan Perdana Menteri Theresa May melakukan tindakan itu atas kasus percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal.

Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan tidak sadarkan diri di Salisbury pada 4 Maret. Dari tubuh keduanya, Inggris mengklaim menemukan Novichok.

Novichok adalah racun saraf paling mematikan yang dibuat pada era Uni Soviet di dekade 1970-an.

Baca juga : 130 Diplomat Rusia Diusir dari Seluruh Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Euronews,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com