WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Konflik di Semenanjung Korea telah menunjukkan kemajuan dengan terbukanya Korea Utara terhadap kemungkinan pelucutan semua senjata nuklirnya.
Bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, di Beijing, awal pekan ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap untuk melakukan denuklirisasi.
Kim juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan berikutnya, dia akan bertatap muka langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca juga : Bertemu Xi Jinping, Kim Jong Un Tegaskan Komitmen Denuklirisasi
Tak ada yang tahu rencana besar Korea Utara yang kini mulai membuka tabir isolasinya. Sebagian besar menilai, sejumlah sanksi berat internasional telah melemahkan negara tersebut.
Dilansir dari CNBC, Kamis (19/3/2018), jika Korea Utara bersedia menyerahkan senjata nuklirnya, kemungkinan besar AS diminta untuk memberikan sesuatu yang besar sebagai balasannya.
Namun, motif utama Kim Jong Un masih tetap misteri.
Harry Kazianis, direktur studi pertahanan Center for the National Interest kepada CNBC, menyatakan tindakan Kim Jong Un pada akhir-akhir ini akan menjadi permulaan dalam pekan bersejarah di Asia.
"Apa yang akan Kim Jong Un minta dari AS dan Korea Selatan dengan menyerahkan senjata nuklirnya? Apakah mereka akan menuntut, misalnya, berakhirnya aliansi AS-Korea Selatan dan penghapusan semua pasukan AS dari Semenanjung Korea?" katanya.
"Mungkinkah Kim menuntut Amerika juga melakukan denuklirisasai?" tambahnya.
Lisa Collins dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Korea menggambarkan pertemuan Kim dan Xi sebagai kebijakan jaminan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.