ISLAMABAD, KOMPAS.com - Aktivis dan peraih nobel Malala Yousafzai kembali ke negara asalnya, Pakistan, enam tahun setelah dia ditembak oleh kelompok bersenjata Taliban karena menyerukan pendidikan bagi perempuan.
Dilansir dari AFP, Kamis (29/3/2018), Malala dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi dalam kunjungan selama empat hari. Namun, rincian lebih lanjut tetap dirahasiakan.
Dengan ditemani orangtuanya dan beberapa orang dari Malala Fund, perempuan berusia 20 tahun itu dikawal ketat oleh pasukan keamanan sesampainya di Bandara Internasional Benazir Bhutto.
Baca juga : Pakai Jeans Ketat dan Sepatu Hak Tinggi, Malala Yousafzai Dikritik
Malala menandai kunjungan pertamanya ke Pakistan sejak 2012, ketika itu kelompok bersenjata dengan topeng mengentikan dan menumpang bus yang mengantarkannya ke rumah dari sekolah, kemudian mereka menembak kepalanya.
Pekan lalu, Malala mengungkapkan kerinduan terhadap tanah airnya. Sementara, sekarang dia tinggal di Inggris.
"Pada hari ini, saya sangat menyukai kenangan indah tentang rumah, bermain kriket di atas atap dan menyanyikan lagu kebangsaan di sekolah. Selamat Hari Pakistan," tulisnya di Twitter pada 23 Maret lalu.
On this day, I cherish fond memories of home, of playing cricket on rooftops and singing the national anthem in school. Happy Pakistan Day! ??????????
— Malala (@Malala) 23 Maret 2018
Selamat dari serangan Taliban, Malala diterbangkan ke luar negeri untuk menjalani operasi.
Malala telah memulai kampanyenya pada usia 11 tahun, ketika dia mulai menulis blog untuk layanan BBC berbahasa Urdu pada 2009, dengan nama samaran. Dia menulis tentang kehidupan di bawah pendudukan Taliban, di Swat, Pakistan.
Baca juga : Malala dan Pelapor PBB untuk Myanmar Kritik Suu Kyi
Sejak Taliban mengambil alih wilayah Swat pada 2007, banyak warga yang dibunuh, orang-orang dicambuk di depan umum, perempuan dilarang pergi ke pasar, dan anak perempuan tidak boleh mendapat akses pendidikan.
Setelah insiden penembakan dan pemulihan kondisinya, Malala menjadi figur yang dikenal luas secara global.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.