Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Perintahkan Imigran Liberia Tinggalkan AS dalam Setahun

Kompas.com - 28/03/2018, 12:00 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk mengakhiri status perlindungan ribuan imigran Liberia di AS, pada Selasa (27/3/2018).

AFP melaporkan, Trump memberikan waktu satu tahun kepada mereka untuk meninggalkan AS. Kebijakan tersebut merupakan langkah terbaru yang serupa, setelah lebih dari 250.000 warga Salvador, Haiti, dan Nikaragua kehilangan status perlindungan selama pemerintahan Trump.

Warga Liberia tiba di Negeri Paman Sam pada 1991, ketika negara Afrika Barat tersebut dilanda konflik perang saudara.

Baca juga : Presiden Baru Liberia Janji Potong Gajinya untuk Pembangunan Negeri

Kemudian pada 1999, sekitar 10.000 dari mereka memenuhi syarat untuk penundaan pemulangan oleh pemerintahan presiden Bill Clinton.

Era presiden George W Bush dan Barrack Obama, status mereka diperbarui secara berkala. Namun, Trump memutuskan untuk mengakhiri perizinan itu dan menganggap Liberia telah aman untuk mereka tinggali.

Masa tenggang status perlindungan warga Liberia di AS akan berakhir pada 31 Maret 2018.

Melalui surat yang ditujukan kepada Kementerian Keamanan Dalam Negeri, Trump memberikan waktu 12 bulan bagi warga Liberi untuk mempersiapkan pemulangan mereka.

"Melalui konsultasi dengan lembaga eksekutif dan terkait serta penasihat saya, saya telah mendapat informasi bahwa kondisi di Liberia telah membaik," tulis Trump.

"Liberia tidak lagi mengalami konflik bersenjata dan telah membuat kemajuan signifikan dalam memulihkan stabilitas dan pemerintahan yang demokratis," tambahnya.

Baca juga : George Weah Dilantik Menjadi Presiden Liberia

Seperti diketahui, rakyat Liberia baru saja menyambut terpilihnya presiden baru, George Weah, yang juga mantan penyerang klub sepak bola AC Milan dan Paris St Germain.

Weah berjanji akan memotong seperempat gajinya untuk dialihkan ke anggaran pembangunan, di tengah situasi negara yang sedang menghadapi kebangkrutan.

"Perekonomian kita rusak, pemerintah kita bangkrut, mata uang kita jatuh bebas, inflasi meningkat," katanya, pada Januari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com