Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuding AS Biang Aksi Pengusiran Diplomatnya di Seluruh Dunia

Kompas.com - 27/03/2018, 19:27 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Sekitar 130 diplomat Rusia mengalami pengusiran dari berbagai negara di dunia. Moskwa pun menuduh Amerika Serikat sebagai penyebab aksi pengusiran besar-besaran tersebut.

"Kami melihat (aksi pengusiran) ini sebagai akibat adanya tekanan yang besar, pemerasan yang luar biasa besar, yang mana merupakan instrumen utama AS di blantika internasional," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Uzbekistan, Selasa (27/3/2018).

"Kami akan mengambil tindakan atas hal ini. Tidak diragukan! Tidak ada bisa tahan dengan perlakuan tidak sopan seperti ini, begitu pun kami," tambahnya dilansir AFP.

Setidaknya 130 orang agen yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik diperintahkan keluar oleh 21 pemerintah negara di dunia pada Senin (26/3/2018).

Baca juga: 130 Diplomat Rusia Diusir dari Seluruh Dunia

Tindakan pengusiran tersebut sebagai dampak dari insiden serangan racun saraf terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia, di kota Salisbury, Inggris pada 4 Maret lalu.

Sebelumnya pemerintah Inggris telah lebih dulu mengusir 23 diplomat Rusia dari kedutaan besar di London dan dibalas dengan Moskwa yang melakukan tindakan serupa terhadap diplomat kerajaan Inggris.

Langkah pengusiran diplomat Rusia kemudian dilakukan oleh 16 negara anggota Uni Eropa (UE), beserta AS, Kanada, Ukraina, Norwegia, dan Albania.

AS menjadi negara yang paling banyak mengusir agen Rusia, yakni mencapai 60 diplomat, dengan 48 orang dari kedutaan besar Rusia di Washington dan sisanya merupakan staf di markas besar PBB di New York.

Tindakan pengusiran tersebut menempatkan hubungan Rusia dengan negara-negara Barat di titik terendah di sepanjang sejarah di tengah ketegangan atas Ukraina dan juga Suriah.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Theresa May dalam pidatonya di Majelis Rendah Parlemen Inggris, berkata jika solidaritas telah ditunjukkan oleh UE, maupun anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

May menyebut aksi tersebut merupakan pengusiran kolektif terhadap agen rahasia Rusia terbesar dalam sejarah.

"Bersama, kita telah menyebarkan pesan bahwa kita tidak akan membiarkan Rusia mencemooh hukum internasional merendahkan kedaulatan kita," kata May.

Baca juga: Kemenlu Rusia: Pengusiran Massal Ini adalah Aksi Provokatif

Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi dengan menilai sikap provokatif negara-negara yang mengikuti Inggris hanya akan mengeskalasi konfrontasi.

Inggris telah mendesak negara-negara sekutunya untuk mengambil tindakan keras terhadap Rusia.

Australila juga telah bergabung dalam gerakan diplomatik terkoordinasi tersebut dan mengusir dua diplomat Rusia, pada Selasa (27/3/2018), yang oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull disebut sebagai perwira intelijen yang tak dideklarasikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com