Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Negara-negara di Dunia Kecam Serangan Rudal ke Arab Saudi

Kompas.com - 27/03/2018, 18:39 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Arab News

RIYADH, KOMPAS.com - Serangan tujuh rudal yang menargetkan sejumlah kota di Arab Saudi pada Minggu (25/3/2018) malam menuai kecaman dari para pemimpin dunia.

Koalisi Saudi menyebut rudal-rudal yang diluncurkan milisi Houthi tersebut dipasok oleh Iran dan menargetkan kota yang padat penduduk, yakni di Riyadh, Jazan, Mushayt dan Najran.

Tujuh rudal balistik itu berhasil diledakkan sebelum mengenai sasaran. Namun serpihan rudal yang jatuh menewaskan seorang warga sipil dan melukai dua orang lainnya.

Sejumlah pemerintahan dan organisasi negara-negara di dunia, mulai dari PBB, Liga Arab, Uni Emirat Arab, hingga AS, Bahrain, Kuwait, Yordania, Pakistan, Rusia, Italia, Aljazair dan Sudan mengecam keras aksi serangan tersebut.

Baca juga: Pasukan Saudi Halau 7 Rudal Pemberontak Yaman

Sekjen PBB Antonio Guterres secara tegas mengecam peluncuran misil yang diklaim berasal dari kelompok pemberontak Yaman, milisi Houthi, yang menargetkan sejumlah kota di Arab Saudi pada Minggu (25/3/2018) malam.

Guterres akan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman di markas pusat PBB di New York pada Selasa (27/3/2018) guna membahas isu Yaman.

Dilansir dari Arab News, AS menyampaikan dukungan terhadap pemerintah Arab Saudi dalam mempertahankan wilayah perbatasan kerajaannya.

"Kami terus mendesak seluruh pihak, termasuk Houthi, untuk kembali pada negosiasi politik dan bergerak untuk mengakhiri perang di Yaman," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Perwakilan Tetap Kuwait untuk PBB, Mansour al-Otaibi mendesak kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengintervensi dan menghentikan rangkaian serangan misil Houthi ke wilayah kerajaan Arab Saudi.

Dukungan turut disampaikan pemerintah Aljazair kepada Kerajaan Arab Saudi dalam menghadapi segala tindakan yang membahayakan keamanan dan stabilitas wilayah mereka.

Baca juga: Setelah Houthi, Pemerintah Yaman Terancam Hadapi Perlawanan Baru

Di Roma, Menteri Luar Negeri Italia, Angelino Alfano menyampaikan, tindakan provokatif pemberontak Houthi yang merongrong keamanan dan stabilitas kawasan Saudi telah memperburuk situasi politik dan militer di Yaman.

"Upaya mengakhiri konflik di Yaman harus menjadi prioritas utama karena menyangkut kebutuhan kemanusiaan yang mendesak bagi warga sipil," ujarnya.

"Italia siap memberikan bantuan kepada utusan khusus baru PBB ke Yaman, Martin Griffiths untuk mendorong negosiasi demi mengakhiri konflik," tambah Alfano.

Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International menyebut serangan rudal oleh Houthi sebagai sebuah kejahatan perang karena dipandang telah melanggar larangan hukum kemanusiaan internasional.

"Jumlah korban mungkin dapat dihindari karena rudal berhasil dicegat, tetapi itu tidak membuat kelompok milisi Houthi lolos setelah tindakan yang sembrono dan melanggar hukum ini," kata Samah Hadid dari Amnesty International.

Baca juga: Yaman Tangkap Tentara Anak-anak Houthi

Seorang analis senior, Dr Majid Rafizadeh, serangan rudal yang dilakukan pada Minggu malam menjadi upaya rezim Iran untuk mengacaukan stabilitas di wilayah Saudi dan memperluas pengaruh mereka dengan memasok senjata kepada Houthi.

"Tindakan itu telah melanggar dua resolusi PBB, yakni embargo senjata terhadap milisi Houthi dan larangan transfer senjata oleh Iran," ujar Rafizadeh yang mendesak kepada PBB dan Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi terhadap Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com