Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Mesir Resmi Berdamai dengan Israel

Kompas.com - 26/03/2018, 11:44 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Dalam sebuah seremoni di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Presiden Mesir Anwar Sadat dan PM Israel Menachem Begin meneken sebuah perjanjian bersejarah.

Ditandatanganinya kesepakatan  pada 26 Maret 1979 itu sekaligus mengakhiri perang dan kekerasan antara Mesir dan Israel yang sudah berlangsung selama tiga dekade.

Isi utama kesepakatan itu adalah adanya perjanjian untuk saling mengakui eksistensi, menghentikan baku tembak yang sudah terjadi sejak 1948, normalisasi hubungan, dan penarikan mundur pasukan Israel dari Semenanjung Sinai.

Semenanjung Sinai direbut Israel dari tangan Mesir sebagai hasil kemenangan dalam Perang Enam Hari pada 1967.

Baca juga : Perjanjian Camp David, Perdamaian Dingin Israel-Mesir

Selain itu, Mesir juga bersedia menarik mundur pasukannya dari zona demiliterisasi, mengizinkan kapal-kapal dagang Israel melintasi terusan Suez, serta mengakui Selat Tiran dan Teluk Aqaba sebagai perairan internasional.

Selain mengakhiri perang antara kedua negara, kesepakatan damai ini juga membuat Mesir menjadi negara Arab pertama yang mengakui Israel sebagai negara.

Kesepakatan damai ini diawali sebuah langkah mengejutkan Anwar Sadat dua tahun sebelumnya ketika dia mengunjungi Yerusalem untuk mencari solusi permanen atas konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Langkah Sadat ini kontak mendapat kecaman dari negara-negara Arab. Meski dikritik dan dikecam para sekutunya, Sadat terus melangkah.

Pada September 1978, Sadat dan Begin kembali bertemu di Camp David, Maryland, AS dengan Presiden Jimmy Carter sebagai sponsornya.

Keduanya kemudian meneken apa yang kini dikenal sebagai Perjanjian Camp David yang merupakan sebuah kesepakatan damai pertama antara negara Arab dan Israel.

Kesepakatan ini juga menjadi dasar diletakkannya normalisasi hubungan diplomatik dan dagang. Tujuh bulan kemudian kedua negara resmi berdamai.

Baca juga : Konflik Israel-Palestina (10): Dari Camp David ke Perjanjian Oslo

Normalisasi hubungan Israel dan Mesir resmi terjadi pada Januari 1980, disusul pengiriman duta besar masing-masing negara pada Februari tahun yang sama.

Di bulan yang sama, parlemen Mesir mencabut undang-undang boikot terhadap Israel dan perdagangan kedua negara mulai berkembang meski nilainya masih terbilang kecil.

Perjanjian damai ini memicu kecaman dari dunia Arab yang menilai Mesir telah menikam mereka dari belakang.

Kemarahan terutama datang dari warga Palestina dan bahkan pemimpin PLO Yasser Arafat mengatakan, perdamaian palsu yang diteken Israel dan Mesir tak akan bertahan lama.

Di sisi lain, perjanjian damai membuat Anwar Sadat dan Menchem Begin diganjar Hadiah Nobel perdamaian pada 1978.

Namun, akibat kesepakatan damai ini pula keanggotaan Mesir di Liga Arab dibekukan sejak 1979-1989 dan markas besar organisasi itu dipindahkan dari Kairo ke Tunis, Tunisia.

Dampak lain dari kesepakatan damai itu adalah Anwar Sadat tewas dibunuh pad 6 Oktober 1981 yang sekaligus menghantarkan Hosni Mubarak ke kursi presiden.

Setelah perjanjian damai ini, Amerika Serikat mulai mengucurkan bantuan untuk ekonomi dan militer Mesir serta dukungan politik untuk pemerintah.

Sejak kesepakatan Camp David pada 1978 hingga 2000, Amerika Serikat sudah mengucurkan dana 38 miliar dolar AS untuk membantu Mesir atau rata-rata sebesar 1,3 miliar dolar AS per tahun.

Baca juga : Mesir: Israel-Palestina Akan Setujui Gencatan Senjata            

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com