TOKYO, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama berpendapat, ancaman nyata dari Korea Utara memerlukan solusi yang utuh kerja sama internasional.
Dalam kunjungannya ke Tokyo, Jepang, seperti dilansir dari AFP, Minggu (25/3/2018), Obama mengatakan AS perlu memastikan sistem pertahanan untuk melindungi negara di kawasan terhadap serangan potensial dari rudal Korea Utara.
"Korea Utara adalah ancaman yang sesungguhnya," katanya.
"Menimbulkan ancaman signifikan tidak hanya ke kawasan tapi juga seluruh dunia," ucapnya.
Baca juga : Obama Tulis Surat untuk Korban Selamat Penembakan Sekolah di Florida
Menurutnya, secara individual, tidak ada negara yang dapat menyelesaikan masalah tersebut secara efektif sehingga diperlukan kerja sama menyeluruh.
"Korea Utara merupakan sebuah negara yang menjauh dari norma internasional dan terputus dengan dunia," ujar Obama.
Di bawah pemerintahannya dulu, Amerika Serikat menekankan kebijakan "kesabaran strategis" terhadap Korea Utara, dengan harapan sejumlah sanksi yang diberikan akan membuat negara itu jauh sehingga ambisi pengembangan senjata nuklir dapat binasa.
Namun, selama waktu itu, serangkaian uji coba nuklir dan peluncuran rudal justru terus dilakukan oleh Korea Utara.
Tur Asia
Obama sedang mengadakan tur di Asia, dan telah mengunjungi Singapura. Selain itu, dia juga berlawatan ke Selandia Baru dan Australia.
Selama berkunjung ke negara tersebut, Obama menghindari perhatian publik. Dia memilih bermain golf dengan mantan perdana menteri Selandia Baru John Key.
Pada Minggu (25/3/2018), Obama bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk jamuan makan siang.
Obama sempat ditanyai mengenai hal yang paling dirindukan ketika menjabat sebagai presiden AS.
Baca juga : Terlalu Populer, Lukisan Potret Michelle Obama Dipindah
"Terkadang saya merindukan Air Force One (pesawat kepresidenan). Itu pesawat yang bagus, terutama ketika terbang melintasi Pasifik," jawabnya.
Selain itu, Obama juga mengungkapkan hal lain, seperti dia harus membeli bahan makanan sendiri selama di Gedung Putih.
"Anda pikir, Anda bisa hidup gratis, tentu tidak. Tinggal di Gedung Putih itu mahal," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.