Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orasi Cucu Martin Luther King Jr dalam Aksi Pengetatan Aturan Senjata

Kompas.com - 25/03/2018, 14:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.comMartin Luther King Jr merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Amerika Serikat. Dia merupakan figur pejuang hak-hak kulit hitam di negara tersebut.

Untuk mengenang perjuangan Martin, yang tewas ditembak di Memphis pada 1968, AS menetapkan hari libur nasional baginya yang dikenal dengan Hari Martin Luther King Jr.

Semangat Martin ternyata menurun kepada cucunya yang baru berusia sembilan tahun, Yolanda Renee King. Yolanda turut hadir dalam kampanye pengetatan kepemilikan senjata api yang diikuti ratusan ribu warga AS lainnya yang memenuhi jalanan di kota-kota.

Baca juga : Ratusan Ribu Warga AS Tuntut Pengetatan Kepemilikan Senjata Api

Gerakan bertajuk "The March For Our Lives" atau Pawai untuk Hidup ini digelar sebagai aksi protes sekaligus mengenang 17 orang yang tewas dalam penembakan di sebuah sekolah menengah atas di Parkland, Florida, pada 14 Februari lalu.

Dalam orasinya di depan ribuan demonstran di Washington DC, Yolanda mengutip pidato terkenal yang pernah diucapkan oleh Martin Luther King Jr.

"Kakek saya memiliki impian bahwa empat anaknya tidak akan dinilai karena warna kulit mereka, tapi dari karakter," katanya.

Baca juga: Peringati Tragedi Penembakan di Florida, Ribuan Murid Turun ke Jalan

Tak hanya itu, Yolanda juga memilih kalimatnya sendiri yang dia susun untuk disampaikan kepada dunia.

"Saya mempunyai impian bahwa cukup adalah cukup, dan saat ini seharusnya menjadi dunia tanpa senjata api, periode tanpa senjata api," tambahnya.

Dia muncul ke atas panggung dengan ditemani Jaclyn Cori, murid dari SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, di mana 17 orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam penembakan.

Yolanda tidak sendirian, bersama dengan aktivis Afrika-Amerika muda lainnya, Naomi Wadler, juga mencuri perhatian publik dengan orasinya yang menyentuh.

"Sudah sangat lama, anak perempuan dan wanita hanya berakhir dalam angka (korban tewas kekerasan senjata). Saya di sini untuk mengatakan, hal itu tidak akan menimpa kepada perempuan lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com