Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menebak Pihak Paling Merugi dalam Perang Dagang AS-China

Kompas.com - 23/03/2018, 17:14 WIB
Ervan Hardoko

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China bersiap membalas langkah Presiden AS Donald Trump, dengan mempertimbangkan pemberlakuan tarif bea masuk untuk berbagai produk AS senilai 3 miliar AS atau sekitar Rp 40 triliun.

Daftar produk AS yang bisa dikenakan bea masuk di China antara lain daging babi, minuman anggur, buah, dan kacang-kacangan serta pipa baja anti karat (stainless steel), dan lain-lain.

Meski demikian, China menyerukan agar AS untuk tidak mengarahkan hubungan perdagangan kedua negara ke "wilayah yang berbahaya".

Beijing mengatakan, mereka berharap AS akan kembali menarik diri "dari ambang" perang dagang.

Baca juga : Soal Perang Dagang, Darmin Sebut Imbas ke Indonesia Tak Selalu Negatif

Pada Kamis (22/3/2018) pemerintah AS mengumumkan rencana memberlakukan tarif hingga  60 miliar dolar atau  Rp 826 triliun terhadap berbagai barang yang diimpor dari China dan membatasi investasi negara itu di AS.

Langkah ini disebut merupakan pembalasan terhadap dugaan pencurian kekayaan intelektual oleh Cina sejak beberapa tahun lalu.

Menangapi hal itu, Kementerian Perdagangan China, pada Jumat (23/3/2018) mengatakan, kerjasama ekonomi adalah satu-satunya pilihan yang tepat untuk kedua negara.

Mereka mendesak AS untuk menangani masalah melalui dialog dan menghindari akibat buruk jangka panjang terhadap hubungan kedua negara.

Meski demikian, Pemerintah China mengatakan berencana untuk mengambil dua langkah pengenaan tarif sekaligus sebagai pembalasan:

  • Tarif cukai 15 persen untuk 120 barang senilai hampir 1 milyar dolar atau Rp 13,5 triliun terhadap produk seperti buah segar, kacang dan minuman anggur
  • Tarif cukai 25 persen untuk delapan barang senilai hampir 2 miliar dolar AS atay Rp 27 triliun, termasuk berbagai produk aluminium.

Langkah pertama akan diberlakukan jika AS tidak mencapai kesepakatan perdagangan. Langkah kedua diambil setelah evaluasi lebih lanjut pada tarif bea masuk AS.

China mengatakan, meski tidak menginginkan perang dagang, negeri itu tidak takut untuk melakukannya.

Baca juga : Balas Perang Dagang AS, China Juga Kenakan Tarif Impor ke Produk AS

Beijing juga menyiapkan rencana melakukan tindakan hukum melalui Asosiasi Perdagangan Dunia untuk menggugat pemberlakuan tarif bea masuk oleh AS terhadap produk baja dan almunium impor yang ditetapkan bulan lalu.

Pasar saham di Asia anjlok karena kekhawatiran AS dan China akan memulai perang dagang. Isu ini juga membuat pasar saham AS juga ditutup pada nilai lebih rendah pada Kamis.

Para pejabat AS mengakui kemungkinan terjadinya pembalasan dari China, tetapi menurut mereka, raksasa Asia itu akan menjadi pihak yang lebih merugi.

Jika benar-benar diterapkan,  tarif cukai AS dapat menyebabkan konsumen dibebani biaya lebih tinggi, sementara pembalasan China akan memukul sektor-sektor utama ekonomi AS termasuk pertanian dan kedirgantaraan.

China adalah pasar terbesar ketiga untuk ekspor AS pada 2016 dan merupakan salah satu pembeli terbesar jagung, daging babi, dan pesawat terbang buatan Amerika.

China juga merupakan konsumen kedelai terbesar di dunia dengan mengonsumsi sekitar sepertiga produk kedelai AS.

Namun, sebuah berita cukup melegakan para petani AS karena kedelai ternyata tak termasuk dalam aksi balasan yang direncanakan China.

Baca juga : Khawatir Perang Dagang Trump, Indeks Dow Jones Anjlok 723 Poin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com