WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seperti bisa diduga, Penasihat Keamanan Amerika Serikat (AS) HR McMaster tidak ada lagi di Gedung Putih.
Namun, seperti dilaporkan CNN dan The Guardian Kamis (22/3/2018), McMaster tidak didepak, melainkan mengundurkan diri.
Sebagai gantinya, Presiden Donald Trump memutuskan untuk mengangkat mantan Duta Besar AS untuk PBB, John Bolton. Dia bakal bertugas secara efektif pada 9 April mendatang.
"Saya sangat berterima kasih kepada pelayanan luar biasa Jenderal HR McMaster. Beliau bakal selalu menjadi sahabat saya," kata Trump dalam kicauannya di Twitter.
I am pleased to announce that, effective 4/9/18, @AmbJohnBolton will be my new National Security Advisor. I am very thankful for the service of General H.R. McMaster who has done an outstanding job & will always remain my friend. There will be an official contact handover on 4/9.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 22, 2018
McMaster dalam pernyataannya, seperti dirilis Gedung Putih, berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Trump sejak 20 Februari 2017.
Baca juga : Trump Sepakat Jual Senjata Rp 13,7 Triliun ke Arab Saudi
"Saya bersyukur atas momen persahabatan yang terjalin selama saya berada di lingkungan Dewan Keamanan Nasional (NSC)," tutur jenderal bintang tiga berusia 55 tahun itu.
The Guardian memberikan, kabar pengunduran diri McMaster terjadi dua hari setelah Trump dilaporkan memberi ucapan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin (20/3/2018).
Karena ucapan selamat tersebut, Trump menjadi sasaran kritik karena kemenangan Putin dalam Pilpres Rusia (18/3/2018) dianggap penuh kecurangan.
Selain itu, sudah bukan rahasia bahwa Trump sering mengeluhkan McMaster yang terlalu bertele-tele ketika sesi rapat pagi.
Gedung Putih dalam pernyataan resminya membantah jika McMaster mengundurkan diri karena dianggap bertanggung jawab atas bocornya kabar tersebut.
Adapun McMaster menjadi nama kedua pejabat tinggi yang meninggalkan Gedung Putih sepanjang Maret ini.
Sebelumnya, Trump memecat Menteri Luar Negeri rex Tillerson (13/3/2018), dan menggantinya dengan Mantan Direktur Dinas Intelijen Pusat (CIA) Mike Pompeo.
Sosok Kontroversial
Setelah kabar pengangkatan Bolton dikonfirmasi oleh Trump, reaksi datang dari mantan staf NSC era Presiden Barack Obama, Megan Stifel.
"Kini, saya sangat khawatir," ujarnya dalam kicauan di Twitter. Seorang sumber yang dekat dengan Trump berkata, sejak awal presiden 71 tahun itu menginginkan Bolton.
Sebab, Trump merasa politisi 69 tahun dari Partai Republikan tersebut bakal sejalan dengan apa yang diinginkannya.