Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Disiksa, Remaja Perempuan di China Tikam Ayahnya

Kompas.com - 23/03/2018, 15:03 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

DONGKOU, KOMPAS.com - Kepolisian China menahan seorang gadis remaja berusia 15 tahun atas tuduhan pembunuhan terhadap ayahnya.

Dilansir dari South China Morning Post, Jumat (23/3/2018), sebelum peristiwa tragis itu terjadi, sang ayah memukulnya karena persoalan sekolah. Tak hanya memukulnya, pria itu juga menyerang istrinya.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu diduga menikam ayahnya hingga tewas pada Minggu (11/3/2018), di rumah mereka di desa Dongkou, provinsi Hunan, setelah keduanya terlibat percekcokan.

"Dia kehilangan emosinya ketika sang ayah memukulnya dan ibunya," tulis pernyataan polisi.

Baca juga : Tanam dan Jual Opium Tanpa Izin, Dua Nenek di China Ditahan

Menurut keterangan polisi, remaja perempuan tersebut telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga sejak lama. Ayahnya kerap melakukan penyiksaan, kecuali jika dia dapat memenuhi ekspektasi ayahnya di bidang akademis.

Pertikaian terjadi ketika sang ayah (44) menginginkan putrinya mengikuti kelas tambahan usai sekolah, dan kemudian memukulnya.

Ibunya yang keberatan dengan tindakan sang suami, mencoba membela anaknya, namun justru berakhir dengan mendapatkan kekerasan juga.

Gadis itu mengambil pisau yang ada di ruang tamu untuk menyelamatkan ibunya. Dia masuk ke kamar tidur, di mana sanng ayah sedang memukul ibunya.

Baca juga : Perempuan di China Pura-pura Diculik demi Buktikan Cinta Sang Kekasih

Awalnya, remaja tersebut memukul kepala ayahnya dengan pisau, hingga keduanya kembali saling bertengkar dan berujung pada penikaman di dada sang ayah.

Kemudian, gadis itu menghubungi ambulans dan polisi. Sempat dibawa ke rumah sakit, namun pria tersebut tak dapat diselamatkan.

Kerabat keluarga menyatakan, gadis remaja itu giat belajar, tetapi ayahnya yang juga guru matematika tidap puas dengan usaha anaknya dan kerap menyiksanya.

Awal bulan lalu, ayahnya sempat memukulnya karena ketinggalan pelajaran. Dia memutuskan untuk meninggalkan rumah selama tiga hari.

Baca juga : Tolak Wajib Militer, 17 Pelajar Masuk Daftar Hitam Pemerintah China

Li Lu, mantan murid dari ayah gadis itu menyatakan, dia merupakan guru yang santai dan sering mengundang murid-murid ke rumahnya untuk makan malam.

Namun, Li juga menyaksikan kekerasan yang dilakukan pria itu terhadap keluarganya.

"Karena mereka tinggal di sekolah, saya sering melihat dia memarahi dan memukul putrinya, atau memintanya untuk berdiri diam sebagai hukuman," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com