LACEBY, KOMPAS.com - Gulma berupa rumput liar tumbuh dengan tidak terkendali di sebuah kota di timur laut negara bagian Victoria, Australia, hingga menghalangi warga untuk memasuki rumah mereka.
Rumput yang dikenal dengan sebutan ‘"hairy panic" atau rumput penyihir, telah mewabah di Kota Laceby, di selatan Wangaratta, sebuah kota kecil di negara bagian Victoria.
Penduduk di kota ini telah berjuang melawan wabah rumput liar tersebut selama tujuh pekan terakhir.
Seorang warga bernama Leanne Gloury mengatakan, pertumbuhan rumput liar tersebut semakin buruk.
"Wabah rumput liar ini mencapai puncaknya pada Rabu lalu ketika keberadaan rumput itu sudah mencapai atap rumah saya dan saya tidak bisa masuk ke pintu depan rumah saya," katanya, Kamis (22/3/2018).
Baca juga : Gulma Hairy Panic Susupi Rumah-Rumah di Wangaratta
Wabah serupa pernah melanda Kota Wangaratta pada 2016, ketika rumput liar ini mengepung sekitar 20 rumah di sebuah kompleks baru yang dibangun di sebelah lahan pertanian di sebelah barat kota tersebut.
"Pada tahun 2016 lalu, kami tidak menghadapi masalah ini. Ini pertama kalinya saya melihat wabah 'hairy panic' seburuk ini. Wabahnya benar-benar tidak terkendali," ucapnya.
Gloury mengunggah beberapa gambar di media sosial mengenai rumahnya yang diselimuti oleh gulma "hairy panic". Teman-temannya menyarankan agar dia membakar gulma itu atau mendatangkan domba untuk memakannya.
Namun, dia telah mencoba berbagai solusi yang tidak terlalu ekstrim dan tidak ada yang berhasil.
"Saya pergi dan membeli alat penghembus angin atau blower dan mesin itu cukup membantu selama beberapa hari," katanya.
Baca juga : Hilang Tertiup Angin, Balon Bebek Raksasa Curi Atensi Warga Australia
"Saya telah menyapunya berulang kali, saya bahkan mencoba melindasnya dengan mesin pemotong rumput, tetapi mesin itu malah macet dan rumput liar itu malah tersangkut di bilah pisau pada alat pemotong rumput,” ucap Gloury.
Jarak pandang di jalan itu begitu rendah sehingga dewan kota memasang sejumlah rambu-rambu bahaya dan lalu lintas di jalan itu dikendalikan polisi.
Clarke belum tahu berapa banyak rumah waga setempat yang telah diselimuti rumput "hairy panic". Namun, dia mengatakan dewan kota tidak memiliki tanggung jawab resmi untuk membantu pembersihan.
"Ini adalah sesuatu yang terjadi akibat kondisi cuaca. Ini murni bencana alam," katanya.
"Sayangnya orang-orang ini berada di jalur pergerakan arah angin dan angin itu mengarah ke tempat mereka. Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk membantu mereka, jika mereka menginginkan bantuan," ujar Clarke.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.