Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Stephen Hawking Dikebumikan Dekat Kuburan Newton dan Darwin

Kompas.com - 21/03/2018, 11:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com — Abu dari fisikawan Stephen Hawking akan dikebumikan di dekat kuburan ilmuwan Inggris lainnya, Isaac Newton dan Charles Darwin, di Westminster Abbey.

Jenazah dari fisikawan legendaris yang meninggal pada pekan lalu itu akan disemayamkan di gereja pada ibadat perayaan thanksgiving tahun ini.

Sebelumnya, keluarga Hawking memastikan upacara pemakaman akan berlangsung pada 31 Maret 2018 di Gereja Great St Marry di Universitas Cambridge.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Selesaikan Makalah Multiverse

Anak-anak Hawking, Lucy, Robert, dan Tim, berterima kasih kepada orang-orang yang memberikan penghargaan luar biasa kepada ayahnya dan mengucapkan belasungkawa.

"Ayah kami tinggal dan bekerja di Cambridge selama lebih dari 50 tahun," katanya.

"Kami memutuskan mengadakan upacara pemakaman di kota yang sangat dia cintai dan juga mencintainya," tambahnya.

Hawking meninggal pada usia 76 tahun pada 14 Maret lalu di rumahnya di Cambridge, Inggris. Kesehatannya mulai memburuk sejak awal tahun ini.

Baca juga: Stephen Hawking Pernah Minta Rumus Ini Ditulis pada Nisannya

Dia telah lama diketahui mengidap penyakit neurologis amyotrophic lateral sclerosis (ALS) selama lebih dari 55 tahun. Padahal, biasanya penyakit ini punya angka harapan hidup yang tipis.

Kebanyakan orang akan meninggal dua hingga lima tahun setelah didiagnosis ALS. Hawking didiagnosis menderita ALS di usia 21 tahun. Saat itu, Hawking divonis hanya mampu bertahan  dua tahun.

Dalam buku autobiografi singkat Stephen Hawking: My Brief History, dia mengaku tak langsung bisa menerima penyakitnya.

Baca juga: Mengintip Kekayaan Mendiang Stephen Hawking

Awalnya, dia merasa merasa bosan dengan hidupnya dan merasa tak berguna. Namun, sebuah pengalaman di rumah sakit lantas mengubahnya.

"Saya melihat seorang anak laki-laki di ranjang sebelah mati karena leukemia. Itu bukan pengalaman yang baik. Jelas ada orang yang kondisinya lebih buruk dari saya. Kapan pun saya merasa tidak berharga, saya selalu mengingat anak laki-laki itu," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com