Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sindhutai Sapkal, Pengemis yang Mengurus 1.400 Anak Telantar

Kompas.com - 20/03/2018, 18:24 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com — Seorang perempuan India bernama Sindhutai Sapkal (69) kini dikenal sebagai ibu para anak yatim piatu karena kerelaannya mengurus ribuan anak-anak malang itu.

Namun, julukan itu tak diperoleh Sindhutai dengan mudah karena perempuan ini menjalani masa mudanya dengan penuh penderitaan dan kesulitan.

Perempuan luar biasa ini lahir di Desa Pimpri Meghe, Distrik Wardha, Negara Bagian Maharashtra.

Terlahir dari keluarga miskin membuat Sindhutai tak bisa mendapatkan pendidikan yang layak  dan dinikahkan dalam usia yang amat dini.

Baca juga: Kisah Anak Yatim Piatu India Miliki Hotel Mewah di Tasmania

Saat baru berusia 10 tahun, Sindhutai dinikahkan dengan pria berusia 30 tahun yang dalam perjalanannya kerap melakukan kekerasan terhadap dirinya.

Sang suami kerap memukuli Sindhutai dan puncaknya mengusir perempuan itu saat dia berusia 20 tahun dan sedang mengandung sembilan bulan.

Dia kemudian terpaksa melahirkan bayinya di sebuah kandang sapi di luar rumahnya dan kemudian memutuskan berjalan kaki beberapa kilometer ke rumah orangtuanya.

Sungguh malang nasib Sinduthai karena kedua orangtuanya juga menolak memberi dia dan bayinya tempat berteduh.

"Saya memotong tali pusar bayi saya dengan menggunakan batu," kenang Sinduthai.

Kondisi mengenaskan ini membuat Sindhutai tertekan dan sempat berniat untuk bunuh diri. Namun, dia mengurungkan niat itu dan memutuskan untuk mengemis demi memberi makan putrinya.

Saat mengemis itulah dia menyadari banyak sekali anak yatim piatu dan anak yang dibuang orangtua mereka di sekelilingnya.

Baca juga: Di Kendal, Ada Potong Rambut Gratis bagi Anak Dhuafa dan Yatim Piatu

Nasib anak-anak itu membuat Sindhutai, yang meski kondisinya juga amat miskin, memutuskan untuk memelihara anak-anak tersebut.

Lalu bagaimana Sindhutai memberi makan mereka? Dia tetap mengemis dan perempuan itu mengemis lebih keras agar bisa menghidupi "anak-anaknya".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com