Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Terima Dana dari Muammar Gaddafi, Mantan Presiden Perancis Ditangkap

Kompas.com - 20/03/2018, 16:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Kepolisian Perancis dikabarkan menangkap mantan Presiden Nicolas Sarkozy Selasa (20/3/2018).

Diwartakan Daily Mirror, Sarkozy ditahan atas dugaan dia menerima dana kampanye saat Pilpres Perancis 2007 dari mendiang Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi.

Adapun harian Le Monde seperti dikabarkan Sky News menyatakan, ini adalah penahanan pertama Sarkozy atas kasus yang mulai dibuka pada April 2013 tersebut.

Diberitakan kantor berita AFP, Sarkozy menolak menjawab pertanyaan dari penyelidik seputar dugaan dia menerima dana 50 juta euro, sekitar Rp 848 miliar, dari Gaddafi.

"Dia bisa ditahan selama 48 jam, dan langsung diserahkan ke Pengadilan Rendah jika polisi telah menemukan jenis dakwaannya," ucap sumber internal penyelidik kepada Sky News.

Baca juga : Putra Muammar Gaddafi Calonkan Diri Jadi Presiden Libya

Nama Sarkozy mencuat setelah putra Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi mengatakan kalau ayahnya telah mendanai kampanye presiden yang menjabat pada periode 2007-2012 tersebut.

"Hal pertama yang kami inginkan adalah badut itu (Sarkozy) mengembalikan uang rakyat Libya," kata Saif pada Maret 2011 dilansir Euronews.

Pengadilan Tinggi Perancis kemudian memutuskan untuk membuka penyelidikan klaim Saif pada April 2013.

Jika terbukti, Sarkozy berarti melanggar batas pengeluaran kampanye presiden pada saat itu yang mencapai 21 juta euro, atau Rp 355,8 miliar.

November 2017 lalu, seorang pengusaha bernama Ziad Takiaddine mengaku, dia melakukan tiga kali perjalanan dari Tripoli ke Paris pada akhir 2006 dan awal 2007.

Dalam perjalanan, Takiaddine berkata kalau dia membawa koper berisi uang yang digunakan untuk membiayai kampanye Sarkozy.

Uang dengan pecahan 200 dan 500 euro tersebut diserahkan oleh Kepala Intelijen Libya, Abdallah Senussi.

Sarkozy berkali-kali membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan klaim itu dibuat oleh keluarga Gaddafi sebagai bentuk balas dendam.

Sebab, Perancis memutuskan berpartisipasi dalam operasi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkan pemerintahan Gaddafi yang berumur 41 tahun.

Baca juga : Perampokan Uang Bank Sentral Libya, Dampak Tertinggal Penggulingan Khadafi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com