KOMPAS.com - Di saat jam sibuk pagi hari di Tokyo, Jepang pada 20 Maret 1995, lima tim kecil dari sekte keagamaan Aum Shinrikyo yang masing-masing terdiri dari dua orang masuk ke dalam beberapa kereta bawah tanah di stasiun Kasumigakesi.
Mereka lalu melepas gas sarin yang berbahaya ke udara. Setelah menggunakan obat penangkal racun gas sarin ke-10 orang itu kabur.
Sementara itu, para penumpang yang berdesakan di dalam kereta mulai dibutakan dan mengalami kesulitan bernapas lalu berebut mencari pintu keluar.
Akibat dari serangan itu 12 orang tewas, sebanyak 5.500 orang dirawat di rumah sakit dan beberapa dari mereka dalam kondisi koma.
Baca juga : Polisi Jerman Amankan 40 Anak dari Sebuah Sekte Keagamaan
Sebagian besar korban sembuh dari dampak gas sarin itu, tetapi sebagian lainnya menderita dampak permanen pada paru-paru, mata, dan sistem pencernaan.
Sebuah subkomite yang dibentuk Senat AS menyebut jika gas sarin itu dilepaskan dengan cara yang lebih efektif kemungkinan besar puluhan orang akan meninggal dunia.
Usai serangan itu, kepolisian Jepang menggerebek markas sekte Aum Shinrikyo dan menangkap ratusan anggotanya termasuk sang pemimpin Shoko Asahara.
Sekte keagamaan, yang menggabungkan ajaran Buddha, yoga dan filosopi Kristen soal akhir zaman, sudah diselidiki terkait serangan serupa pada 1994 yang menewaskan tujuh orang serta pembunuhan sejumlah politisi.
Pada 1980-an, Asahar mulai berhasik merekrut sejumlah orang untuk bergabung degan sekre Aum Shinrikyo yang artinya "ajaran tertinggi Om".
Asahara piawai memanfaatkan kekosongan spiritual yang disebabkan tahun-tahun meningkatnya ekonomi Jepang.
Baca juga : MSF Temukan Tanda-tanda Gas Saraf dalam Serangan di Suriah
Kepada para pengikutnya Asara mennjanjikan kelahiran kembali secara religius dan kekuatan supranatural kepada para pemuda Jepang yang tak nyaman dengan komunitas homogen di negeri itu.
Pada 1989, Aum Shinrikyo diakui sebagai sebuah sekte keagamaan dan pada 1995 sudah memiliki 40.000 pengikut di seluruh dunia dengan aset bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS.