MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Rusia, Vladimir Putin, untuk kali pertama mengomentari percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda bernama Sergei Skripal.
Diberitakan oleh Sky News Senin (19/3/2018), Putin menyanggah jika Rusia, bahkan dirinya, meracuni Skripal dan putrinya, Yulia, pada 4 Maret lalu.
Pernyataan itu disampaikan Putin setelah dia secara resmi kembali terpilih dengan 75 persen suara dalam Pemilu Rusia Minggu (18/3/2018).
Putin menitikberatkan dua hal yang membuatnya ragu jika Skripal dan anaknya berada dalam kondisi kritis karena racun saraf jenis Novichok.
"Pertama, jika itu memang racun, mereka sudah tewas saat itu juga, dan tidak berada di rumah sakit," tutur Putin.
Baca juga : Pemilu Rusia 2018: Menang Besar, Putin Jadi Presiden Lagi
Kedua, Putin menegaskan seluruh senjata kimia yang dipunyai Rusia telah dimusnahkan di depan peninjau internasional. "Rusia sudah tidak punya senjata kimia lagi," lanjutnya.
Pemimpin berusia 65 tahun tersebut itu mengatakan siap bekerja sama dengan Inggris untuk menggelar penyelidikan.
Asalkan, lanjut Putin, pemerintahan Perdana Menteri Theresa May juga bersikap kooperatif kepada Kremlin.
"Tuduhan itu sangat omong kosong. Tidak ada orang Rusia yang berani melakukannya di saat kami tengah bersiap untuk Piala Dunia dan Pemilu," kecam Putin.
Sebelumnya, Skripal dan Yulia berada dalam kondisi kritis setelah dalam tubuh mereka, ditemukan senyawa Novichok, racun saraf terhebat yang dikembangkan di era Uni Soviet.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.