Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Tupac Amaru II

Kompas.com - 19/03/2018, 15:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Pemberontakan
Pada 4 November 1780, dia memimpin penyerbuan terhadap Corregidor (petugas administrasi) sekaligus Gubernur Tinta, Antonio Arriaga.

Arriaga dipaksa untuk menulis surat kepada sejumlah besar orang Spanyol dan Kuraka yang dianggap melakukan korupsi.

Ketika 200 orang Spanyol dan Kuraka berkumpul beberapa hari setelahnya, mereka dikepung oleh 4.000 orang Indian yang dipimpin oleh Tupac Amaru.

Amaru kemudian memberi mandat kepada mantan budak Arriaga, Antinio Oblitas, untuk mengeksekusi majikannya.

Eksekusi Arriaga membuat sejumlah kepala suku lainnya mengikuti Amaru untuk melancarkan pemberontakan.

Merujuk kepada situs The Decolonizer, Amaru II menggunakan uang yang dia ambil dari Arriaga untuk membeli kepercayaan kepala suku lainnya.

Pada 17 November 1780, Amaru menyerang Sangarara, dan membuat pasukan Spanyol terkepung di sebuah gereja di sana.

Kelompok pemberontak kemudian membakar gereja tersebut, dan mengakibatkan 500 orang serdadu Negeri "Matador" tewas.

Aksinya di Sangarara membuat Amaru II mendapatkan banyak pengikut. Dikatakan, dia telah mempunyai pasukan sebesar 60.000 orang.

Baca juga : Berfoto Telanjang di Situs Bersejarah di Peru, Tiga Turis Eropa Diusir

Pasukan pemberontak kemudian bergerak menuju selatan, dan terbagi menjadi tiga kelompok besar yang bergerak menuju Ayaviri dan Azangaro.

Tupac Amaru II kemudian kembali ke Tungasuca pada 14 Desember 1780. Dibantu istrinya Micaela Bastidas, Amaru melancarkan dua serangan untuk merebut Cuzco di Januari.

Meski didukung oleh penduduk asli Indian dan mestizo, kenyataanya dua serangan yang digagas oleh Amaru tidak mampu menembus pertahanan Cuzco.

Kekalahan Amaru membuat dia terpaksa melarikan diri dan kembali ke Tinta. Namun, Spanyol tidak membiarkannya bangkit, dan mengirim 17.000 pasukan di bawah pimpinan Jenderal Jose del Valle y Torres.

Pasukan yang didatangkan dari Lima itu mendesak Amaru dan pengikutnya sejak 12 Maret 1781, dan pada 6 April 1781, pemberontakan Amaru diredam oleh Spanyol.

Kekalahan Amaru terjadi tidak hanya karena jumlah pasukan Spanyol yang lebih besar. Namun juga pengkhianatan yang dilakukan dua komandannya, Kolonel Ventura Landaeta dan Kapten Francisco Cruz.

Baca juga : Mumi Misterius Mirip Alien Ditemukan di Peru, Ini Kata Ahli

Kematian Tupac Amaru II
Jelang kematiannya, Amaru dipaksa untuk menyaksikan eksekusi terhadap istrinya Bastidas, anaknya Hipolito, pamannya Francisco Tupa Amaro, hingga para pengikutnya.

Kemudian, Amaru II mengalami penyiksaan hebat sebelum dia dipenggal dan tubuhnya ditarik menggunakan empat kuda.

Pasca-eksekusi Tupac Amaru II, kepalanya dibawa ke Tinta, dan dipasang di sana sebagai peringatan selama tiga hari.

Selain itu, Corregidor Jose Antonio de Areche mengumumkan pelarangan bahasa Quechua, dan memusnahkan segala buku berbahasa Quechua.

Meski Tupac Amaru II dieksekusi, pemberontakan orang asli Peru kepada Spanyol terus berlanjut di bawah komando Diego Cristobal Tupac Amaru, sepupu Amaru II yang berhasil lolos.

Selain itu, kabar pemberontakan Tupac Amaru II membangkitkan masyarakat asli lainnya untuk menentang Spanyol.

Salah satunya di Peru Atas (kini Bolivia) di bawah pimpinan Tupac Katari, dan terjadi di kawasan selatan dan timur Danau Titicaca.

Baca juga : Bus Jatuh ke Jurang di Peru, 35 Penumpang Tewas

Warisan
Selain dipakai oleh rapper AS Tupac Shakur, nama Tupac Amaru juga digunakan oleh beberapa negara lain di dunia.

Antara lain Operasi Tupac, sebuah aktivitas intelijen yang dilakukan Pakistan pada dekade 1980-an terhadap milisi India Kashmir untuk menentang otoritas India.

Terdapat juga nama Tupamaros atau Pergerakan Kebebasan Nasional. Sebuah kode perang gerilya yang terjadi di Uruguay pada era 1960 sampai 1970-an.

Adapun di Peru, muncul nama kelompok pemberontak Marxis-Lenin bernama Pergerakan Revolusioner Tupac Amaru (MRTA), yang menyandera ratusan diplomat di Kedubes Jepang pada 17 Desember 1996 hingga 22 April 1997.

Baca juga : Pusat Rehabilitasi Remaja di Peru Terbakar, Lima Anak Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com