Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Korban Pernikahan Anak di India Bersatu lewat Sepak Bola

Kompas.com - 18/03/2018, 23:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

JAIPUR, KOMPAS.com - Tim sepak bola perempuan ini mungkin tidak berbeda dari yang lain jika saja tidak diketahui seperti apa latar belakang mereka.

Sebagaimana dilansir oleh Daily Mirror Minggu (18/3/2018), para perempuan dari tim sepak bola ini adalah korban dari pernikahan anak.

Sekitar 250 gadis dari Rajasthan, negara bagian di kawasan utara India, bergabung dengan sebuah tim yang dikelola dua lembaga kemanusiaan.

Lembaga tersebut Mahila Jan Adhikar Samiti (MJAS), serta Pusat Perlindungan HAM Anak, atau HAQ.

Beberapa anggota tim ini harus menikah di saat mereka baru berusia lima tahun dan masih suka bermain boneka, dengan pria yang lebih tua.

Baca juga : Batik, Pelepas Belenggu Pernikahan Anak di Desa Gedangsari...

Ketika mencapai usia matang, mereka bakal diberikan kepada suami mereka untuk menjalani biduk rumah tangga.

Namun, bersatu dalam sepak bola, di mana mereka merasa merdeka dan diberdayakan, telah memberi anak-anak itu sebuah perspektif baru.

Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah Payal Prajapat, remaja berusia 13 tahun yang bergabung dengan Ajmer, nama tim yang dikelola MJAS dan HAQ.

Pada usia tujuh tahun, Prajapat sudah dinikahkan. Namun, sejak mengenal sepak bola, dia ingin mengatur sendiri masa depannya.

Tentu tidak mudah bagi Prajapat untuk meyakinkan orangtua. Ayah dan ibunya baru percaya ketika melihat sendiri kemampuannya mengolah si kulit bundar.

"Saya ingin menjadi pemain profesional. Jadi, saya bisa memaksa orangtua saya untuk membatalkan pernikahan saya," beber pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut.

Dampak yang sama juga diutarakan oleh Kiran Gurjar, pemain berposisi bek yang dipaksa menikah bahkan saat usinya masih dua tahun.

"Saya suka sepak bola. Olahraga ini membantu saya mengurangi rasa stres ketika saya memikirkan masa depan saya," tutur gadis yang kini berumur 11 tahun tersebut.

Koordinator MJAS, Karuna Philip, bercerita bagaimana kesulitan yang dia hadapi ketika membentuk anggota Ajmer.

Baca juga : Polisi Israel Bubarkan Pernikahan Anak Gadis 14 Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com