Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator Rusia: Barat Berusaha Tendang Kami dari Dewan Keamanan PBB

Kompas.com - 15/03/2018, 16:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Negara-negara Barat berusaha mengeluarkan Rusia dari anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh anggota Senat Rusia Sergey Kalashnikov, diberitakan oleh Russian Today Kamis (15/3/2018).

Dalam pandangan Kalashnikov, rencana untuk mendepak Rusia terjadi setelah Parlemen Inggris mengusulkan adanya reformasi di tubuh DK PBB.

Pada Rabu (14/3/2018), anggota parlemen dari Partai Buruh, Chris Leslie seperti dikutip Russian Today, menyerukan agar hak-hak Rusia dibatasi.

Sebagai anggota tetap, Rusia mempunyai hak untuk memveto setiap usulan resolusi yang dilontarkan oleh PBB.

Baca juga : Di Pertemuan PBB, AS Tuduh Rusia Racuni Mantan Agen Ganda di Inggris

Contohnya, sepanjang 2017, Rusia memveto temuan invetigasi gabungan yang dilakukan organisasi anti-senjata kimia.

Investigasi tersebut memperlihatkan temuan bahwa Suriah menggunakan racun saraf jenis gas Sarin terhadap warga sipil di Khan Sheikhoun.

"Rusia tidak boleh dibiarkan duduk manis, dan menunjukkan bahwa mereka seolah negara kebal hukum," kecam Leslie.

Perdana Menteri Theresa May menanggapi ucapan Leslie dan berkata, Inggris berusaha melobi PBB untuk mereformasi dewan keamanan.

Namun, May mengingatkan bahwa keputusan apapun untuk mereformasi DK PBB harus siap berhadapan dengan veto Rusia.

"Saat ini, Rusia membuat dunia Barat tidak nyaman. Ini menjelaskan segala serangan kepada negara kami," kecam Kalashnikov kepada harian RIA Novosti.

Sebelumnya, Inggris meminta DK PBB menggelar pertemuan darurat untuk membahas serangan yang menimpa mantan agen ganda bernama Sergei Skripal.

Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri pada sebuah bangku di Salisbury (4/3/2018).

Dalam tubuh keduanya, Inggris mengumumkan telah menemukan senyawa kimia bernama Novichok.

Novichok adalah racun saraf terhebat yang dikembangkan di era Uni Soviet pada 1970-an.

Skripal diduga diracun karena mantan Kolonel Rusia itu menjual informasi kepada MI6, dinas rahasia Inggris.

Baca juga : Racun Saraf Dipakai untuk Percobaan Pembunuhan Mantan Agen Ganda Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com