Hubungan Assadullah dengan keluarga besarnya renggang setelah ayahnya, Khuda Dad, sangat menentang nama tersebut.
Awalnya, keluarganya mengira Assadullah hanya bercanda. Namun, amarah mereka seketika memuncak setelah tahu kalau dia begitu serius dengan pilihannya.
"Ayah saya gampang marah. Katanya, bagaimana mungkin saya memberi nama anak saya dengan begitu menggelikan," ungkap Assadullah.
Selain itu, dia dianggap melanggar tradisi yang ada di Afghanistan. Biasanya, nama pertama menjadi hak prerogatif sang kakek.
Assadullah, yang didukung istrinya Jamila, memutuskan menentang ayahnya, dan pindah ke Kabul.
"Ayah saya berkata kalau dia tidak bisa menerima anak saya bernama Donald Trump. Jadi, saya berpikir lebih baik saya pindah," tukas Assadullah.
Baca juga : Trump Pecat Menteri Luar Negerinya
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan